Jumat, 29 Oktober 2010

GENDER

A. Latar Belakang masalah

Pada Zaman sekarang perbedaan antara laki-laki dan perempuan menjadi pertentangan karena hak perempuan masih dikuasi oleh laki-laki dan dalam satu dawarsa terakhir, kita menyaksikan suatu peroses perubahan paradigma setelah melalu perdebatan panjang dalam pemikiran yaitu gerakan feminisme, yakni antara pemikiran yang lebih memusatkan perhatian kepada “masalah perempuan” berhadapan dengan pemikiran feminisme yang lebih menitik beratkan perhatian terhadap sistem dan struktur masyarakat yang dilandaskan kepada analisis “hubungan gender”. Perempuan yang hidup dibawah hukum islam menghadapi berbagai macam batasan, walaupun pernyataan dalam dokumen Women Living under Muslim Laws seharusnya membuat kita siaga terhadap bahaya generalisasi.

Ingin lbih lngkap silahkan download Link yang ada dibawah ini : caranya klik kanan terus open new tab ini linknya

klik Disini Selengkapnya...

Sabtu, 02 Oktober 2010

bagi para pemilik warnet atau keluarga antum, tetangga antum, yang ingin buka warnet atau game online taupun hotspot..nie ada sebuah software billing keren, dengan fasilitas yang lengkap dan tampilannya yang mudah dimerngerti...yakni PC Manager tau biasa disebut dengan PCMAN

langsung aza ke www.pcmanager.co.id Selanjutnya sobat blogger akan diminta mengisi form registrasi untuk mendapatkan username dan password, Mudah kan??
Untuk mendownload nya, bisa langsung mengunjungi situs resminya atau melalui link yang telah saya sediakan dibawah.

Server :
Download PC Manager
Client :
Download Pc Manager Client
Manual :
Download Pc Manager Manual
Selengkapnya...

Jumat, 01 Oktober 2010

Kedudukan dan Strategi Public Relations

Kedudukan dan Strategi Public Relations
A. Kedudukan Humas dalam Organisasi
Bahwa kedudukan humas/PR adalah menilai sikap masyarkat (public) agartercipta keserasian antara masyarkat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlpas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang PR/Humas, sebagai pejabat humas dituntut untuk memiliki empat kemampuan, yaitu:
a. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fkata di lapangan, perencanaan kerja komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematic yang dihadapinya.
b. Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.
c. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat umum, merekayasa pandangan atau opini public (crystallizing public opinion) yang searah dengan kebijakan organisasi instansi yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling mnguntungkan.
d. Kemampuan PR/Humas menjalin suasana saling percaya toleransi, saling menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik public internal maupun eksternal.
Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations practitioner) dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:
1) Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/Humas bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikan itu.
2) Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan public policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh public.
3) Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber informasi actual dan factual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun publiknya.
B. Strategi Public Relations
Menurut Ahmad S. Adnanputra, mengatakan bahwa arti stratgei adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Mengacu kepada pola strategi Public Relations, batasan pengertian tentang strategi Public Relations adalah: “alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan).
Hal yang paling sulit adalah mengubah atau mengkristaslisasi sikap tindak atau opinin dari kelompok karyawan yang aktif contra (oponen), walaupun jumlahnya kecil tetapi dengan “kevokalannya” untuk menyuarakan tuntutan secara lantang itu merka mampu secara efektif mempengaruhi kelompok karyawan lainnya yang bersifat pasif (uncommitted). Program Strategi
Landasan umum dalam proses penyusunan strategi public relations, menurut Ahmad yang berkaitan dengan fungsi-fungsi PR/Humas secara integral melekat pada manajmen suatu perusahaan/lembaga, yaitu:
1) Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.
2) Identifikasi unit-unit sasarannya.
3) Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasaran.
4) Pemilihan opsi atau unsure taktikal stratgei public relations.
5) Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan dan lain sebagainya.
6) Langkah terakhir adalah menjabarkan stratgei public relations, dan taktik atau cara menerapkan langkah-langkah program yang telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian/evaluasi hsil kerja.
Komponen Pembentukan Strategi
Dalam pembentukan strategi korporat, suatu strategi di pengaruhi oleh unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan bersangkutan (corporate culture) yaitu:
a. Secara makro, lingkungan perusahaan/lembaga tersebut akan dipengaruhi oleh unsur-unsur: kebijakan umum (public policy), budaya (culture) yang dianut, system perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi bersangkutan.
b. Secara mikro, tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber dimiliki (sumber daya manusia dan sumber dya guna lainnya yang dikuasai), system pengorganisasin, dan rencana atau program dalam jangka pendek atau jangka panjang, serta tujuan dan sasarannya yang hendak dicapai.
C. Strategi Operasional Humas
Berkaitan dengan penjelasan langkah-langkah pokok dari berbagai aspek pendekatan dan strategi komunikasi public relations dalam upaya untuk menjalinberbagai hubungan positif dengan public internal dan public eksternal tersebut di atas, dapat ditarik suatu pengertian yang mencakupi peranan Humas di berbagai kegiatan di lapangan, yaitu:
1) menginformasikan (to inform)
2) menerangkan (to explain)
3) menyarankan (to suggest)
4) membujuk (to persuade)
5) mengundang (to invite)
6) meyakinkan (to convince)
Selengkapnya...

Kamis, 30 September 2010

LINK DOWNLOAD FILM

Mau Download Filem terbaru dan terlawas nie linkx ku kasih... klik disini atau disini lengkap ama Subtitlenya.... Selengkapnya...

Minggu, 26 September 2010

cheat PB

Nieh gua kasih link tentang Cheat PB (POINT BLANK) Terbaru, nie blog Update terus... Sedot aza gan...wkwkwkwk http://huntercheatgame.blogspot.com Selengkapnya...

Rabu, 18 Agustus 2010

Berharap Bertemu Dengan Mu

Kau Seperti Rembulan nan jauh disana
namun ku hanya bisa memandangmu dari kejauhuan
Sinarmu membuatku terang
menerangi kegelapan di dalam jalanku...

Sekian banyak wanita yang ku kenal..
kau lah satu2x yang membuat jiwa dan raga ku tentram...
meski kita tak pernah berjumpa ku jatuh hati pada dirmu...
ku hanya bisa memandangmu lewat foto yang kau pajang...

mungkin ini kah namax cinta,
mungkin ini kah namanya Rindu,
Mungkin ini kah namanya Sayang,
Mungkin Ku jatuh Hati pada dirimu...

Lewat Dunia maya kita mengenal..
Lewat Sms kita saling berbagi cerita,
dari situlah kau dan aku merasa saling cinta..
namun ku tak tau apa kau dan aku jujur mengenai perasaan ini...

kau yang sudah memiliki sang kekasih,
membuatku tak menghiraukan hubangn kalian
karena kau mengizinkan ku tuk menyangi dan mencintaimu..
namun ku takut terbawa dalam perassan ini sedangkan kita tak pernah bertemu..

dan ku takut membuat hubungan kau dan kekasihmu retak
karena kedatanganku...
akan kah hubungan kita ini dihentikan saja..
tapi jika kau benar2 sayang dan cinta kepda ku
Jumpai lah aku ditempat kau tau dimana keberadaanku
karena ku kan menunggumu di sana
ku hanya ingin berjumpa dengan mu walau hanya sesaat...

To : ANS
Selengkapnya...

Sabtu, 07 Agustus 2010

COOL EDIT PRO 2


Bagi Kekawanan yang mau mengedit lagu2, memotong MP3 ataw yang ingin merubah video menjadi MP3 ataw jua ingin merubah kaset menjadi MP3. software satu ini sangat cocok untuk teman2, Cool edit Pro namanya...silahkan download aza langsung di sini disediakan dengan craknya langsung...---------> klik Di sini
Selengkapnya...

Jumat, 06 Agustus 2010

CROSS FIRE INDONESIA

Geme Satu ini tak kalah keren dan serunya dari PB...LYTO Game Online mengeluarkan produk terbaru mereka yang merupakan game FPS online bernama CrossFire. CrossFire(CF) adalah sebuah tactical first-person shooter online PC game yang dikembangkan oleh developer asal Korea Selatan, SmileGate dan Neowiz. Dalam CrossFire tedapat dua kekuatan tentara bayaran berskala internasional yang selalu terlibat dalam konflik global. Pemain akan berperan sebagai anggota teroris Black List atau anti-teroris Global Risk, bergabung dengan tim online yang akan bekerja sama untuk menyelesaikan misi. Terdapa enam online modes: Team Death Match, Search and Destroy, Elimination Match, Ghost Mode, Free-For-All dan yang paling baru adalah Special Mode.Mode Zombie yang tak ada di PB, membuat para gamer tertarik memainkan CF.
1-2 pemain akan terinfeksi dan berubah menjadi zombie dalam 10 detik pertama di awal ronde, tergantung banyaknya pemain, jumlah pemain yang akan terinfeksi di awal ronde akan berubah. Setiap Zombie akan mendapatkan 6000 HP dan ketika seseorang terserang oleh zombie, mereka akan menjadi zombie dengan 2000 HP. untuk merasakan permainan itu silahkan download gamenya disini.
Selengkapnya...

KAJIAN ONTOLOGIS,EPISTIMOLOGIS & AKSIOLOGIS KOMUNIKASI

B. KAJIAN ONTOLOGIS,EPISTIMOLOGIS & AKSIOLOGIS KOMUNIKASI
manusia sbg makhluk yang berpikir, maka sepanjang hidupnya manusia akan selalu menggunakan akalnya untuk berpikir. Usaha manusia untuk memikirkan dunia sekitarnya menghasilkan pengetahuan,ilmu dan teknologi. Beraneka ragam hasil pemikiran manusia, namun pada hakikat nya upaya manusia untuk memperoleh pengetahuan didasarkan pada 3 masalah pokok :
•apakah yang ingin kita ketahui ?
•bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan?
•apakah nilai pengetahuan tsb bagi kita ?

1.Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, hakikat apa yang dikaji. Metafisika sebagai cabang filsafat yang membahas hakikat kenyataan.
2.Epistimologi : tentang pengetahuan, yang menjawab pertanyaan ke-2, bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan.
3.Pertanyaan ke3 tentang nilai keguanaan dari pengetahuan yang kita peroleh akan dijawab oleh axiology yaitu teori tentang nilai.

Richard Lanigan “Communication Models in Philosophy,Review and Commentary” : membuat analisis filsafat mengenai komunikasi dengan mengajukan pertanyaan :
•Apa yang aku ketahui (What do I Know ?)
•Bagaimana aku mengetahuinya (How do I Know ?)
•Apakah aku yakin (Am I Sure ?)
•Apakah aku benar (Am I Right ?)
K-4 pertanyaan di atas berkaitan dengan penyelidikan secara sistematis studi terhadap metafisika-berkaitan dengan kajian ontologism, epis, axio dan logika

1. Metafisika
Lanigan, metafisika : studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita. Berkaitan dengan teori komunikasi, metafiska berkaitan dengan hal berikut :
–Sifat manusia dan hubx secra kontekstual dan individual dengan realita dalam alam semesta.
–Sifat dan fakta bagi tjuan, perilaku, penyebab & aturn
–Problema pilihan, khususnya vs determinasi pada perilaku manusia.

Aristoteles, ada 2 objek metafisika :
1.ada sebagai yang ada (yg diserap oleh pancaindra)
2.ada sebagai yang ilahi.
Ada yang ilahi : keberdaan yang mutlak, yg sama sekali tidak bergantung pada yang lain. Berbicara ada yang ilahi berarti berbicara tentang suatu ada yang pada dasarnya tidak dapat ditangkap oleh p.indara namun dapat dimengerti oleh akal.

2. Epistimologis : Cara bagaimana pegetahuan disusun dari bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah. Epis merupakan cabang filsafat yang menyelidki asal, sifat metode dan batasan pengetahuan manusia. Lanigan mengatakan bahwa dalam prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju ke konasi, epist berpijak pada salah satu/lebih pada teori kebenaran.

Teori Kebenaran dalam filsafat
•Teori Korespondensi Suatu pernyataan adalah benar apabila berkorespondensi (berhub) atau sepadan dengan kenyataan yang dituju oleh pertanyaan tsb.
Ct : Samarinda ibukota prop Kaltim. Pernyatan ini adalah benar karena berkoresp. dengan fakta.
•Teori KoherensiSuatu pernyataan diangap benar apabila kohern/konsistn dengan pernyataan sebelumnya yg dianggap benar.
Ct: semua manusia pasti akan mati.apabila pernyaatn ini benar maka pernyataan bahwa si Ali aalah manusia dan Ali pasti mati adalah benar pula karena kohern dengan pernyataan sebelumnya.
•Teori Pragmatik Suatu pernyataan dianggap benar apabila kosekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia.
Ct : Sebuah teori X dalam bidang pendidikan, dan dikembangkan teori Y dalam meningkatkan kemmapuan belajar, maka teori X itu diangap benar karena secara fungsional mempunyai kegunaan

3. AKSIOLOGI Adalah : cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai2 seperti etika, estetika atau agama. Axio berkaitan den gan cara bagaimana menggunakan IP yang secara epist diperoleh dan disusun.

Jadi Axiologi adalah suatu kajian terhadap apa nilai2 manusiawi dan bagaimana cara melembagakanx/mengekspresikanx .
•Masalah Nilai sangat penting bagi seorang komunikator ketika ia mengemas pikirannya sebgaai isi pesan dengan bahasa sebagi lambing. Hal ini berkaitan dengan efek yang ditimbulkan oleh pesan tsb. OKI seorang komunikator hars terlebih dahulu melakukan pertimbangan nilai (value judgment) apakah pesan yang dikmunikasikan etis/tidak-estetis/tidak.
•LOGIKA : mengunakan proses penalaran.

Karena itu dalam komunikasi, posisi logika amat penting, karena pemikiran yang akan dikomunikasikan kepada orang lain haruslah merupakan keputusan sebgai hasil dari proses berpikir yang logis.

•Pikiran sebagai Isi Pesan Komunikasi
Secara elementer komunikasi berarti proses penyampaian pesan atau pernyataan sseorang kepada orang lain/seorang k-tor ke ko-kan.
•Pesan komunkasi, 2 aspek Isi pesan (the content of the message) dan lambing (symbol). Pesan merupakan inti perumusan tujuan dan maksud dari komunikator kepada k-kan/keseluruhan apa yang disampaikan k-tor. Dalam keseluruhan proses k-kan, unsure pesan sangat menentukan dalam mencapai the condition of success in comm..
•Isi pesan kom terutama adalah pikiran, walau adakalanya perasaan, tetapi hanya merupakan pengaruh saja. Sedang lambing ummnya adalah bahasa. Pikiran sebagai isi pesan tidak dapat dikomunikasikan apabila tidak ada bahasa.
•Kemampuan berpikir sebagai Ciri Khas Mcc
•Ciri khas manusia adalah kemmapuanya berpikir, hal ini untuk membedakan manusia lebih tinggi derajatnya disbanding makhluk hidup lain. Aristoteles mendefinisikan manusia sebgai binatang yang berakal budi (animal rationale). Arito menyatkan bahwa di dunia ini ada 3 jenis makhluk hidup dengan tingjatan roh yang berbeda :
1.Roh vegetatif (animal vegetative); roh yang paling rendah tarafnya yg dimilki oleh tumbuhan fungsinya terbatas pada makan, minum, tumbuh menjadi besar dan berkembang biak.
2.Roh Sensitif (animal sensitive) : yang dimiliki binatang,yang memiliki roh vegetatif dan sensitive (+mempunyai perasaan,naluri,nafsu sehingga mampu mengamati, bergerak dan bertindak.
•Roh intelek (anima intelektiva)
Roh dengan taraf tertingi yang hanya dimiliki manusia. Sehinnga manusia mempunyai 3 jenis anima. Karena meiliki roh yang lengkap itulah mansia menjadi besar, berkembang biak, bernafsu, bernaluri, brgerak, bertindak dan juga berpikir. Dengan berpikir manusia mempunyai kesadran, sadar apa yang harus dan boleh dilakukan dan sebaliknya
Ada 3 ciri pembeda manusia dg makhluk lainnya :
1. Ciri-ciri fisik, 2. Ciri Sosial, 3.Ciri khas manusia sebagai persona.
Ad.1 : Ciri-fisik manusia al :
• Bentuk tubuhnya dapat berdiri tegak
• Dapat menggerakkan jarinya serta memutar tangan dan kakinya. Dengan gerak jari secara fleksibel, mcc mampu menangkap objek yg dihadapinya.
• Memilki bentuk otak yang besar serta syaraf yang teratur dan rumit, yg memngkinkan suatu proses mental yang istimewa sehinga mcc dapat bervariasi dalam prilakunya.
Selengkapnya...

Kamis, 05 Agustus 2010

FILSAFAT KOMUNIKASI

Pengertian Filsafat

•Etimologi : philein & sophos : cinta akan kebijaksanaan
•Cinta : st dinamika yg menggerakkan subjek utk bersatu dgn objeknya dalam arti dipengaruhi dan diliputi objeknya
•Kebijkasanaa : ketepan bertindak

Pengertian filsafat dapat dibedakan :

•Filsafat sbg suatu sikap – sikap thdp kehidupan dan alam semesta. Bagaimana manusia yg berfilsafat dalam menyikapi hidupnya dan alam sekitarnya
•Filsafat sbg st metoda. Berfikir scr reflektif (berfikir dg memperhatikan unsur di belakang objek yg menjadi pusat pemikirannya
•Filsafat sbg kumpulan persoalan
•Filsafat merupakan sisitem pemikiran.
•Filsafat merupakan analisis logis. Berfilsafat berrati berbicara ttg bahasa dan penjelasan makna yg terkandung dalam kata dan pengertian . Analisis arti bahasa adalah tugas pokok filsafat.Tujuan filsafat: menyingkirkan kekaburan2 dgn cara menjelaskan arti drai sst istilah baik yg dipakai dalam ilmu maupun dalam kehidupan sehari-hari.
•Analisa : menetapkan arti scr tepat dan memhami slaing hubungan di antara arti-arti tsb.
•Filsafat menupakan suatu usaha untuk memperoeh pandangan secara mneyeluruh.Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan2 dari berbagai macam ilmu serta pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yg menyeluruh.

Epistimologis Filsafat :
•“suatu bentuk pemikiran manusia mengenai segala sesuatu dgn meninjau sebab-sebabnya yg terdalam dgn menggunakan kekuatan akal manusia sendiri”
•Objek kajian Filsafat
•“ segala sesuatu realitas, baik yang tampak maupun tidak tampak “
•Mis : realitas ttg manusia, hukum, politik, kebenaran, Tuhan dsb.
•Objek kajian filsafat didekati dan dicari sebab-sebabnya yg terdalam sampai mnemukan hakikat/essensi dari objek tsb.
•Hakikat dari sst , bersifat :
- Umum : dapat diterapkan scr luas
- Abstrak : tidak dapat ditangkap dgn panca indra, hanya dapat ditangkap dan akal
- Mutlak : harus terdapat pada sst hal, sehingga halnya menjadi ada

Tahapan perenungan Filsafat
1. Menyadari adanya masalah
Apabila ssrg menyadari bhw ada sst masalah, maka orang tsb akan mencoba utk mmeikirkan penyelesainnya.
2. Meragu-ragukan dan menguji secara rasional anggapan-anggapan. Setelah selesai dirumuskan, mulailah menguji pengetahuan yg diperoleh melalui indra dan meragukannya.
3.Memeriksa penyelesaian-penyelesaian terdahulu. Setelah menguji pengetahuan perlu mmepertimbangkan penyelesaian2 yg telah diajukan mengenai masalah ybs.
4. Mengajukan hipotesis
5. Menguji konsekuensi-konsekuensi Mengadakan verivikasi terhadap hasil-hasil penjabaran yg dilakukan
6.Menarik kesimpulan Kesimpulan yg diperoleh dapat merupakan masalah baru utk diuji kembali dst.

AKAL :
•Dengan akal manusia berpikir,
•Dengan akal manusia mencari tahu.
•Akal - asal mula pengetahuan, yaitu adanya keingin tahuan manusia.
•Ketika manusia berpikir , dari mana dia ada, untuk apa dia ada dan kemana setelah tiada ? (pertanyaan filsafat)

Berfilsafat : berpikir secara mendalam tentang segala sst sejauh akal manusia m’jangkaunya. Sbg calon sarjana kom, anda tdk hanya dibekali ilmu kom saja, artinya anda belajar kom tidak berhnti pada tatanan ilmu saja, a.t. anda d’perkenalkan apa itu pemikiran filsafat komunikasi. M’pelajari filsafat akan membantu anda mengerti, memhami dan m’hayati arti hidup dan k’hidupan secara lebih m’dalam

Fil-kom : Kajian Awal
•Komunikasi sbg Kegiatan Ilmiah
•Ilmu/Sience: seluruh kesatuan ide yang mengacu ke objek yang sama dan saling berkaitan secara logis.

Syarat pengetahuan dapat disebut ilmu :
1.mempunyai objek tertentu
2.bersifat sistematis;
3.berlaku umum;
4.mempunyai metode tertentu

ada sebuah pertanyaan “ apakah komunikasi memenuhi syarat sebagai ilmu ?”
1. Mempunyai objek tertentu
Ilmu adalah suatu bentuk pengetahuan yang mempelajari suatu objek (Poesporodjo). Objek dalam ilmu harus dibedakan antara objek material dengan objek formal.
•Objek M : apa yang dipandang
•Obj.Form: sudut pandang dalam arti sudut mana objek ilmu itu dipandang. OF sebagia hal yang menentukan perbedaan ilmu. Dua ilmu/lebih bisa sama obj.materialnya tetapi ilmu tsb berbeda satu sama lain berkat objek formal
•Objk.materil ilkom: prilaku manusia, termasuk di dlmnya perilaku individu, kelompok & masy

2. Sistematis (=menurut sistem tertentu)
Sistem : kumpulan hal-hal yg disatukan ke dalam st keseluruhan yg konsisiten karena saling terkait. Dlm bentuknya yg formal IP dinyatakan dalam bentuk definisi
3. Universal (untuk kepentingan manusia)
4. Metode Sebagai ilmu sosial, komunikasi menggunakan metode penelitian sosial, dan dikelompokkan sbg ilmu terapan (applied science)Pokok Pikiran Filsafat Komunikasi

Pengertian Filsafat Komunikasi
“suatu disilin yg menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, matodologis, sistematis, analitis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi yg meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuan, fungsinya, teknik dan metodenya.” (0.U.Effendy, Ilmu, Teori,Filsafat Komunikasi)
•Mengacu paradigma Laswell dengan 5 unsur kom (k-tor, pesan, k-an, media, efek) tentunya tidak cukup untuk mengupas komunikasi secara mendalam.
•Ada banyak hal yg mempengaruhi proses kom dengan melibatkan k5 unsur tsb. Mis. berkaitan dengan tempat, waktu, gangguan (noise), dsb

J.De Vito , terdapat 3 dimensi lingkungan komunikasi :
1. dimensi fisik ;
2. dimensi sosial-psikologi;
3. dimensi temporal
-->Dimensi Fisik: lingkungan nyata atau berwujud (tangible). Dimensi fisik ini berkaitan dengan tempat, di mana komunikasi berlangsung.Apapun bentuk t4 tsb, pastilah mempunyai pengaruh t3 atas kandungan pesan kita (apa yg kita sampaikan) juga bentuk pesan (bagaimana kita menyampaikan).
-->Dimensi social-psikologis: artinya lingkungan hubungan kejiwaan antara k-tor dengan kom-an.Ct : Status pendidikan, status ekonomi, norma agama, budaya,rasa persahabatan, rasa permusuhan, rasa gembira, rasa suka, duka, dsb
-0>Dimensi so.psi berkaitan dengan suasana di mana kom berlangsung. Suasana baik pada diri k-tor maupun k-an akan berpengaruh terhadap pesan yg akan diampaikan dan bagaiman cara menyampaikanx. Suasana formal/informal, suasana serius/senda gurau pastilah akan berbeda suasana komunikasinya. Komunikasi yg berlangsung di t4 pesta berbeda dengan t4 orang berduka cita.
-->Dimensi temporal (waktu) mencakup waktu dalam sehari maupun dalam hitungan sejarah di mana kom berlangsung. Ct. pagi hari, siang, malam, abad SM, abad pencerahan, abad modern dll.

Ke-3 dimensi lingkungan komunikasi di atas akan selalu berinteraksi, masing2 dimensi akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yg lain.
•Contoh : Seseorang berjanji datang jam 7 malam (konteks temporal) terlambat, keterlambatannya dapat mngkbtkan berubahnya suasana persahabatan menjadi permusuhan (konteks social-psikologis), dan kemudian dapat mengakibatkan kedekatan fisik yang berubah (dimensi fisik).
•Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah unsur Noise : gangguan dalam komunikasi yg mendistorsi pesan . (gangguan fisik – psikologis – semantic)

Noise :
1. fisik, fisik adalah Interferensi dg transmisi fisik isyarat /pesan lain. contoh Desingan mobil,pesawat ; kaca mata, dll
2. Psikologis, psikologis adalah Interferensi kognitif/mental. contoh Prasangka & bias pada sumber-penerima;pikiran sempit
3. Semantik, semantik adalah Pembicara & pendengar memberi arti berlainan. Contoh Orang berbicara dg bahasa berbeda; menggunakan jargon/istilah yg terlalu rumit dipahami

Note : Diambil pada waktu kuliah MK filsafat Komunikasi oleh dosen Ibu Nurul Shobah,
Selengkapnya...

Rabu, 04 Agustus 2010

Syair-Syair Maulid Habsyi

Mau Download Syair-syair Maulid Habsyi Silahkan Download disini :

Asroqol-Ahmad Rizani - Majelis Maulid Habsyi Al-Imran Klik disini
Hayyazal-Ahmad Rizani - Majelis Maulid Habsyi Al-Imran Klik disini
Assalamu'alaik-Rahmani - Majelis Maulid Habsyi Al-Imran Klik disini
Syair Madle ---------------> klik di sini
Athordo Habibi+nurul Mustofa ---------------> klik di sini
Busrolana ---------------> klik di sini
Mabroqol ---------------> klik di sini
Ya Habibe Ya ---------------> klik di sini
Ya Syaikhona Ya Zaini ---------------> klik di sini
Nabiyuna Rasulullah ---------------> klik di sini
Syair Nasihat Abah Guru Sekumpul ---------------> klik di sini
Sholatullah ---------------> klik di sini
YA_SYAIKHONA_ZANI_GHONI ---------------> klik di sini
Thola'al ---------------> klik di sini
SYIKHUNA_ZAINI ---------------> klik di sini
Ya_habibe_ya_habibi ---------------> klik di sini
Ya_saiyidi_ya_Rasulullah ---------------> klik di sini
Burdah Imam Busyairi ---------------> klik di sini
KH. Zhofaruddin (Guru Udin) Syair ---------------> klik di sini
Ya Habibina Abdurahman Segaf ---------------> klik di sini
Ya Syaikhona Ya Samman ---------------> klik di sini


Abnaul Habaib Syair

Abnaul habaib Ala Yallah Ya Robb.mp3
Abnaul habaib Annabi Sholluu'alaih.mp3
Abnaul habaib Assalamu'alaik.mp3
Abnaul habaib Birosulillah.mp3
Abnaul habaib Sayyid ahmad balgaits.mp3
Abnaul habaib Wulidal Huda.mp3
Abnaul habaib Ya Rosulallah.mp3
Abnaul habaib Ya Ala Baitinnabiy.mp3
Abnaul habaib Ya Allah Biha.mp3
Abnaul habaib Ya Badrotim.mp3
Abnaul habaib Ya Imamarrusli.mp3
Abnaul habaib Ya Nabi Salam 'Alaik.mp3
Abnaul habaib Ya Robbamakkata Wasshofa.mp3
Abnaul habaib Ya Robby.mp3
Abnaul habaib Ya Rosulallah (ibni 'abdillah).mp3 Selengkapnya...

Apakah Memperingati Maulid Nabi saw. Syirik?

Apakah Perbuatan Mengagungkan Nabi, Wali-Wali Allah dan Melestarika Kenangan terhadap Mereka Itu Adalah Syirik?

Emosi kaum Wahabi sangat terganggu oleh ta’zhim (pengagungan) yang ditujukan kepada para wali Allah, pelestarian kenang kenangan terhadap mereka, serta penyelenggaraan peringatan hari-hari lahir atau wafat mereka. Kaum Wahabi menganggap bahwa pertemuan-pertemuan umum yang diselenggarakan pada peristiwa-peristiwa itu adalah perbuatan kemusryikan dan kesesatan. Tentang hal ini, Muhammad Hamid al-Fiqqi, ketua “Jemaah Anshar as-Sunnah al-Muhammadiyah” (para pembela Sunnah Muhammad) menulis dalam catatan samping untuk kitab Fathul Majid sebagai berikut:

“Peringatan-peringatan yang memenuhi seluruh penjuru negeri-negeri (Islam) atas nama para wali adalah sejenis ibadah dan pengagungan terhadap mereka.” [1]

Orang-orang ini tidak menetapkan batas pemisah antara tauhid dan syirik serta definisi ibadah pada khususnya, karena itu, dengan mudahnya mereka mencap setiap perbuatan sebagai syirik sedemikian rupa, sehingga membayangkan bahwa setiap jenis pengagungan adalah ibadah dan syirik. Karena itu pula si penulis tersebut menyejajarkan kata “ibadah” dan ta’zim (pengagungan) sambil mengira bahwa kedua kata tersebut memiliki satu makna, Padahal Al-Quran, tak syak lagi, mengagungkan sekelompok Nabi dan wali dengan kalimat-kalimat yang jelas dan terang seperti misalnya dalam firman Allah SWT tentang Zakaria dan Yahya ‘alaihimas-salam:

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik, dan mereke berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS, 21:90)

Maka seandainya seseorang menyelenggarakan suatu pertemuan di samping makam orang-orang yang disebutkan nama-nama mereka dalam ayat ini, lalu ia membaca ayat tersebut yang memuji mereka semata-mata demi mengagungkan pribadi-pribadi mereka, adakah ia telah mengikuti sesuatu selain Al-Quran?

Demikian pula, Allah SWT telah berfirman berkenaan dengan Ahlul Bait (keluarga Nabi s.a.w.):

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS, 76: 8)

Maka sekiranya ada sekelompok orang berkumpul pada hari lahir Ali bin Abi Talib sebagai salah seorang anggota Ahlul Bait tersebut, lalu mereka menyebutkan bahwa Ali telah memberi makan seorang miskin, seorang yatim dan seorang tawanan, apakah mereka dapat dianggap sebagai musyrikin? Atau adakah seseorang dapat dianggap musyrik sekiranya ia membaca ayat-ayat yang memuji pribadi Rasulullah s.a.w. dalam suatu pertemuan umum yang diselenggarakan bertepatan dengan hari maulid beliau, seperti misalnya firman Allah:

“Dan sesungguhnya engkau adalah berbudi pekerti agung.” (QS 68:4)

“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (QS 33:45, 46)

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keselamatan bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukrnin. ” (QS 9:12 8)

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya ” (QS 33:56)

Nah, seandainya seseorang membaca ayat-ayat yang memuji Nabi s.a.w. seperti itu, atau membaca terjemahannya dalam bahasa lain, atau menuangkan pujian-pujian Ilahi itu dalam bentuk bait-bait syair yang dibacanya dalam majlis pertemuan umum, apakah dengan itu la dapat dianggap musyrik?

Tak adanya peringatan-peringatan ini di masa Rasulullah s.a.w. tidaklah dapat dijadikan dalil bahwa hal itu adalah perbuatan syirik. Paling banter hanya dapat disebut bid’ah, tapi bukan syirik ataupun ibadah yang ditujukan kepada orang saleh. Bahkan hal itu tidak dapat dianggap bid’ah. Sebab, seandainya seseorang mengaitkan penyelenggaraan peringatan-peringatan penghormatan atau majlis-majlis ta’ziyah ini dengan syariat yang suci, dengan mendakwakan bahwa Allah SWT telah memerintahkan penyelenggaraan peringatan-peringatan seperti itu. Seandainya ia berbuat seperti itupun, maka yang wajib kita lakukan ialah meneliti kebenaran serta kesahihan pengakuannya itu dalam hukum-hukum syariat, bukannya mencap penyelenggaraan majlis-majlis tersebut sebagai perbuatan syirik. Namun jika ia menyelenggarakannya berdasarkan keinginannya sendiri tanpa menisbahkannya kepada salah-satu perintah Ilahi, maka yang demikian itu sama sekali tidak boleh dicap sebagai bid’ah.

Banyak ayat Al-Quran al-Karim menunjukkan dibolehkannya penyelenggaraan peringatan-peringatan seperti itu dengan pelbagai judul. Dapat kami sebutkan antara lain:

Penyelenggaraan peringatan bagi Nabi s.a.w. sebagai pemuliaan terhadap diri Beliau

Silakan Anda perhatikan betapa Al-Quran al-Karim memuji orang-orang yang telah memuliakan serta mengagungkan Nabi s.a.w., seperti misalnya dalam firman Allah:

فالذين امنوا به و عزروه ونصروه واتبعوا النور الذى انزل معه اولئك هم المفلحون

“Maka orang-orang yang beriman kepadanya (yakni kepada Muhammad s.a.w.) memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS 7:157)

Sifat-sifat yang disebutkan dalam ayat ini, dan yang telah mengakibatkan adanya pujian Allah SWT, ialah:

1. Beriman kepada Nabi ini
2. Memuliakannya
3. Menolongnya dan membelanya
4. Mengikuti cahaya terang yang diturunkan kepadanya.

Adakah seseorang mengira bahwa ketiga kalimat di atas: “beriman kepadanya”, “memuliakannya” dan “membelanya” hanya berlaku khusus pada masa hidup Nabi s.a.w. saja? jawabnya, tentu, tidak. Ayat tersebut tidak bermaksud menyebutkan orang-orang yang hadir di masa beliau secara khusus. jadi, dapatlah dipastikan bahwa memuliakannya tidaklah terbatas pada masa hidup beliau. Tambahan lagi, seorang pemimpin besar harus menjadi tokoh yang dimuliakan dan dihormati sepanjang masa dan pada setiap generasi.

Maka bukankah penyelenggaraan majlis-majlis untuk memperingati hari kelahiran Nabi s.a.w. atau pengangkatannya sebagai Rasul, yang diisi dengan pidato-pidato, cerarnah ceramah. pembacaan sajak dan puji-pujian, semua itu merupakan perwujudan firman Allah SWT “….memuliakannya . . .” dan seterusnya?!, aneh bin ajaib betapa kaum Wahabi mengagungkan raja-raja dan amir-amir mereka dengan cara-cara penghormatan yang lebih besar daripada yang dilakukan oleh orang-orang selain mereka terhadap wali-wali Allah, namun hal itu tidak dianggap syirik. Sedangkan jika seseorang, selain mereka, melakukan sebagian kecil dari itu yang ditujukan kepada para wali, hal itu serta-merta dicap sebagai syirik?!

Sungguh, larangan pemuliaan dan penghormatan terhadap para Nabi dan wali (pada masa hidup mereka ataupun setelah wafat mereka) telah menggambarkan Islam, dalam pandangan lawan-lawan kita, sebagai agama yang beku, tak ada tempat di dalamnya bagi perasaan-perasaan halus manusiawi, di samping menggambarkan peraturan-peraturan syariat (yang mudah, sederhana dan bersesuaian dengan fitrah manusia itu) sebagai agama yang kehilangan daya tarik yang diperlukan guna mengajak para pengikut agama-agama lain agar mereka memeluk agama Islam.

Apa kiranya yang dapat dikatakan oleh orang-orang itu (yang mengecam dan menentang penyelenggaraan majlis-majlis ta’ziyah bagi para syuhada) mengenai kisah Ya’qub a.s. Apa yang dapat mereka katakan tentangnya ketika ia terus-menerus dalam penyesalan dan kesedihan sepanjang siang dan malam, menangis dan menangis karena kehilangan putra yang sangat dicintainya, yakni Yusuf a.s. Dan ia senantiasa bertanya kepada setiap orang yang dijumpainya tentang putranya yang hilang itu sehingga kedua matanya menjadi buta, sebagaimana dinyatakan oleh firman Allah SWT.:

“Dan kedua matanya menjadi ‘putih’ (buta) karena kesedihan. ” (QS 12:84)

Mengapa penonjolan perasaan-perasaan emosional seperti ini dibolehkan pada masa sang putra masih hidup, bahkan dianggap bersesuaian dengan pokok-pokok tauhid, sementara jika dilakukan setelah la wafat, hal itu dianggap syirik?!

Jika seseorang meniru perbuatan Ya’qub, lalu ia menangis karena berpisah dengan wali-wali Allah serta kekasih-kekasih-Nya bertepatan dengan hari mereka wafat atau gugur sebagai syuhada mengapa perbuatannya itu tidak dianggap sebagai meneladani Ya’qub a.s.?

Tak pelak lagi, mencintai sanak kerabat Nabi s.a.w. merupakan: salah satu kewajiban Islami yang telah diserukan secara terang dan gamblang. Maka jika seseorang hendak melaksanakan kewajiban keagamaan ini setelah lewat masa 14 abad, bagaimana kiranya dapat melakukan hal itu? Cara apakah yang harus ia tempuh? bukankah hal itu dengan bergembira demi kegembiraan mereka dan bersedih hati demi kesedihan mereka?

Maka jika seseorang, demi menunjukkan simpatinya, menyelenggarakan sebuah pertemuan yang di dalamnya ia menyebut-nyebut riwayat hidup mereka, pengorbanan-pengorbanan mereka ataupun musibah-musibah yang menimpa mereka, adakah ia melakukan sesuatu selain menunjukkan kecintaan yang memang diperintahkan dalam Al-Quran al-Karim? Dan jika seseorang, demi menunjukkan simpatinya yang lebih besar lagi, berziarah ke makam-makam para kerabat Nabi s.a.w, dan menyelenggarakan pertemuan-pertemuan itu di sana; bukankah ia dengan perbuatannya itu, dalam pandangan orang-orang berakal, telah melakukan sesuatu demi menunjukkan kecintaannya kepada mereka.

Menyelenggarakan Peringatan Sama Dengan Memuliakan Sebutan (Nama) Nabi s.a.w.

Al-Quran al-Karim secara gamblang menjelaskan bahwa Allah SWT telah melimpahkan karunia-Nya atas diri Rasul-Nya dengan melapangkan dadanya, menghilangkan beban yang memberatinya serta memuliakan sebutannya, seperti yang tercantum dalam, firman Allah SWT:

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu, dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu yang memberatkan punggungmu, dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)-mu?” (QS 94:1-4)

Dengan demikian Allah SWT telah meninggikan namanya dan memuliakannya sehingga menjadi terkenal dan terhormat (1) seluruh alam semesta. Maka peringatan-peringatan seperti ini, yang bertujuan mengabadikan kenangan terhadap beliau, tidak lebih daripada memuliakan nama Rasulullah s.a.w. serta demi menarik perhatian semua orang kepada magam dan kedudukannya yang tinggi.

Nah, jika Al-Quran adalah teladan kita, mengapa kita tidak mengikutinya dengan memuliakan serta meninggikan sebutan tentang Nabi s.a.w.

Turunnya Hidangan dari Langit dan Menjadikannya sebagai Saat Berhari Raya

Nabi Isa a.s. pernah memohon dari Allah SWT agar menurunkan hidangan untuknya, sebagaimana yang dikisahkan oleh Allah SWT:

“Isa putra Maryam berdoa: ‘Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit yang hari turunnya akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami dan menjadi tanda bagi Kekuasaan Engkau. Berilah kami rizki. Engkaulah Pemberi rizki yang paling utama.” (QS 5:114)

Jelaslah bahwa al-Masih a.s. telah menjadikan saat turunnya hidangan dari langit dan berkah Ilahi sebagai hari raya. Hal ini disebabkan Allah SWT telah memuliakannya dan memuliakan murid-muridnya dengan hidangan tersebut. Oleh sebab itu, jika hidangan dari langit itu adalah penyebab bagi dijadikannya hari turunnya sebagai hari raya, mengapa gerangan kita kaum Muslimin tidak dibolehkan menjadikan hari kelahiran Nabi s.a.w., yang tentunya merupakan hari penuh berkah yang dapat disebut sebagai “hari turunnya hidangan spiritual”, sebagai hari raya? Dapatkah seseorang mendakwakan bahwa kelahiran Nabi s.a.w. dan kedatangannya dengan membawa syariat agung dan abadi ini lebih kecil nilai berkahnya daripada hidangan makanan yang diturunkan untuk Isa al-Masih a.s. serta murid-muridnya?

diambil dari :http://kajianislam.wordpress.com/2008/03/19/apakah-memperingati-maulid-nabi-saw-syirik/
Selengkapnya...

HUBUNGAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA MTs AL-MUJAHIDIN SAMARINDA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman menuntut kreatifitas dan keahlian dalam bidang-bidang kehidupan. Banyak cara dan sarana untuk mendalami serta menguasai hal tersebut, salah satunya adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk ukuran zaman sekarang yang serba canggih dan modern ini. Diantara salah satu indikator dalam mengukur perkembangan dan kemajuan suatu negara adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Indonesia merupakan bangsa yang sedang berkembang dan sangat menyadari hal itu. Adapun faktor-faktor yang mendukung terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas melalui jenjang pendidikan yang formal maupun informal karena dengan penguasaan ilmu pengtahuan dan teknologi akan mempengaruhi keberhasilan dalam membangun masyarakat maju dan mandiri.
Pendidikan atau proses pendidikan mempunyai peranan strategis dalam mencapai kemajuan suatu bangsa dan negara. Namun, pendidikan itu bukanlah proses yang berdiri sendiri, tetapi banyak hal yang terkait yang perlu diperhatikan dan dikembangkan secara terpadu. Faktor yang saling terkait itu antara lain adalah peserta didik, pendidik, cita-cita pendidikan (tujuan), lingkungan, alat, sarana, fasilitas dan sebagainya.
Dalam pendidikan terdapat adanya proses belajar mengajar yang didalamnya ada faktor-faktor yang menunjang keberhasilan belajar. “Pembelajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang mengemukakan hubungan sistematik antara berbagai komponen , dintaranya tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode belajar mengajar, media dan evaluasi pengajaran”.1
“Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”.2 Kelengkapan sarana belajar juga termasuk didalamnya, karena sarana belajar merupakan fasilitas dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar.
Sarana belajar merupakan alat yang dipakai dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun yang dikatakan sarana belajar itu bermacam-macam bentuk dan fungsinya mulai dari yang kecil sampai yang besar, dari yang tradisional sampai yang modern, seperti buku pelajaran, buku catatan, komputer, modul, diktat dan masih banyak lagi sarana yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
Di setiap sekolah pastilah mempunyai cara yang berbeda-beda untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik untuk siswanya, begitu juga dengan Mts Al-Mujahidin. Di madrasah para siswa dihadapkan lebih dari 10 mata pelajaran yang diantaranya mata pelajaran umum dan khusus, khusus disini berotentasi pada mata pelajaran keagamaan karena sekolah Madrasah lebih menonjolkan ilmu keagamaan.
Sarana dan prasarana belajar yang ada di MTs Al-Mujahidin memang di sediakan oleh pihak sekolah namun tidak lengkap dari yang diharapkan, seperti dalam hal buku pelajaran khususnya bahasa Arab. Di perpustakaan menyediakan buku pelajaran tetapi tidak mencukupi jumlah dari keseluruhan siswanya hingga ada siswa yang memiliki dan ada yang tidak memiliki buku pelajaran tersebut.
Di dalam mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain adanya saling keterkaitan seperti mata pelajaran mengenai bahasa Arab, dalam belajar bahasa Arab tak lepas dengan ilmu nahu dan sharaf, tetapi di sini mata pelajaran nahu sharaf dipisahkan dengan mata pelajaran bahasa arab, karena mata pelajaran nahu sharaf merupakan mata pelajaran tambahan yang tidak ada dalam kurikulum sedangkan mata pelajaran bahasa arab termasuk dalam kurikulum pendidikan madrasah.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar khususnya pelajaran bahasa Arab yang meliputi mata pelajaran nahu dan syaraf di MTs Al- Mujahidin siswa dan siswinya memperoleh nilai rata-rata tujuh dalam mata pelajaran tersebut.
Dengan rata-rata yang cukup tinggi demikian apakah prestasi yang dicapai itu karena sarana dan prasarana yang ada, maka penulis tertarik untuk mengkaji dalam sebuah penelitian dengan judul “ HUBUNGAN KELENGKAPAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB SISWA MTs AL-MUJAHIDIN SAMARINDA”.
B. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan sarana belajar maka penulis membatasi pada kelengkapan sarana belajar berupa buku pelajaran bahasa Arab dan buku catatan yang dimiliki siswa, berdasarkan kurikulum yang ada di Mts Al-Mujahidin.
C. Rumusan Masalah dan Hepotesa
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut :
“ Seberapa besar hubungan kelengkapan buku pelajaran dan buku catatan terhadap prestasi belajar Bahasa Arab siswa MTs Al-Mujahidin Samarinda ? “
Yang menjadi hepotesa dalam penelitian ini adalah : adaya hubungan yang positif antara kelengkapan buku pelajaran dan buku catatan terhadap prestasi belajar siswa MTs Al-Mujahidin Samarinda.
D. Defenisi Oprasional
Agar tidak menimbulkan penafsiran ganda untuk menghindari kesalahan interprestasi terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini defenisi oprasionalnya adalah :
Kelengkapan sarana belajar indikatornya adalah kepemilikan siswa terhadap sarana belajar yaitu buku pelajaran Bahasa Arab dan kelengkapan buku catatan bahasa Arab ( Nahu sharaf ).
Prestasi belajar indikatornya adalah nilai yang diperoleh siswa semester kedua tahun ajaran 2005/2006 pada mata pelajaran Bahasa Arab, yang dapat dilihat pada raport siswa.
E. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan penulis memilih judul sebagai berikut:
1. Karena buku pelajaran hanya merupakan komponen kecil dari proses pembelajaran tetapi salah satu unsur yang memegang peranan dalam keberhasilan dalam belajar.
2. Karena hasil belajar yang diperoleh siswa cukup tinggi
3. Karena judul yang diangkat penulis memiliki relevansi dengan latar belakang pendidikan penulis yaitu jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelengkapan sarana belajar terhadap prestasi belajar Bahasa Arab siswa MTs Al-Mujahidin Samarinda.
b. Penelitian ini juga bertujuan untuk membuktikan hepotesa penelitian yaitu adanya hubungan yang positif antara kelengkapan buku pelajaran dan buku catatan terhadap prestasi belajar siswa MTs Al-Mujahidin Samarinda.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan:
a. Informasi bagi guru dan siswa untuk peningkatan hasil belajar.
b. Informasi bagi Kepala sekolah sebagai bahan masukan dalam peningkatan hasil belajar.
c. Informasi bagi orang tua/wali siswa sebagai bahan masukan dalam peningkatan hasil belajar
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulis dalam menguraikan segala bentuk permasalahan yang ada dan berkenaan dengan judul skripsi ini, maka penulis membagi menjadi 6 ( Enam ) bab yaitu sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang, Batasan Masalah, Rumusan Masalahdan hepotesa penelitian, Defenisi Oprasional, Alasan Memilih Judul, Tujuan dan Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II, Landasan Teori yang terdiri dari Sarana belajar yang didalamnya menguraikan tentang pengertian sarana belajar, pengertian media Pembelajaran dan pembagian Media, kemudian Buku Pelajaran dan buku catatan, selanjutnya masalah indikator-indkator prestasi belajar, kemudian tentang Prestasi Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi Belajar.
Bab III, Metodelogi Penelitian, yang berisikan Populasi dan Sampel, Metode dan Tehnik Pengumpulan Data.
Bab IV, Hasil Penelitian.
Bab V, Analisis Data.
BabVI, Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

Daftar Pustaka :
1 Ibrahim dan Syaodih Perencanaan pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta:2003, hal:51
2 Hamalik, O. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system ,Citra Aditia Bakti, Bnadung:1995, hal:12


By : Bahriah Spd.I
Selengkapnya...

NFS CARBON


mau Download game NFS (NEED FOR SPEED CARBON) dengan besar file sekitar 5 MB silhkan download di sini gan ,setelah diextrak menji 4 GB ..caranya pake aza alkohol 120% download aza klik nieh Selengkapnya...

IDM (Internet Diownload manager)


Bagi teman2 yang ingin mendownload agar lebih cepat silahkan menggunkan IDM (Internet Download Manager) IDM sangat cepat untuk mendownload file yang besar, silahkan sedot gan klik disini nieh... Selengkapnya...

“ Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Lempake”

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya. Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Kemudian, pendidikan juga merupakan suatu proses yang mengarah pada pembinaan dan penyempurnaan berbagai potensi yang ada pada diri manusia yang berlangsung secara terus-menerus dan tiada akhir.
Setiap kegiatan atau proses apapun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu diharapkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai suatu yang hendak dicapai. Berkaitan dengan tujuan pendidikan, di dalam undang-undang nomor 2 tahun 1989, menyebutkan secara jelas tujuan pendidikan nasional, yaitu
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Secara singkat tujuan pendidikan nasional ialah untuk menciptakan generasi yang memiliki IPTEK dan IMTAQ yang matang. Hal ini dapat terwujud dengan menyelenggarakan pendidikan sebagai salah satu jalan untuk mewujudkan IMTAQ yang matang.
Pada umumnya sekolah memang telah memberikan perhatian terhadap pendidikan agama, sebagaimana terlihat dari adanya kurikulum agama dan berbagai kegiatan keagamaan di sejumlah sekolah dewasa ini. Hanya saja, sebagaimana kritik yang ditujukan kepada sekolah, pendidikan agama yang diselenggarakan di sekolah belum memperoleh hasil yang maksimal.
Pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Menurut Mochtar Buchori Pendidikan agama di sekolah masih gagal. Kegagalan ini disebabkan karena praktek pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai agama. Akibatnya terjadi kesenjangan antara pengetahuan dan pengamalan, dalam kehidupan nilai agama. Dalam praktek pendidikan agama berubah menjadi pengajaran agama sehingga tidak mampu membentuk pribadi-pribadi bermoral, padahal inti dari pendidikan agama adalah pendidikan moral. .
Dalam konteks sistem pembelajaran, agaknya titik lemah pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam lebih terletak pada komponen metodologinya. Kelemahan tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Kurang bisa mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “ nilai” atau kurang mendorong penjiwaan terhadap nilai-nilai keagamaan yang perlu diinternalisasikan dalam diri peserta didik.
2. Kurang dapat berjalan bersama dan kerjasamanya dengan program-program pendidikan non-agama. Artinya kegiatan Pendidikan Agama Islam yang berlangsung selama ini banyak bersikap menyendiri, kurang berinteraksi dengan kegiatan-kegiatan pendidikan lainnya. Cara kerja semacam ini kurang efektif untuk keperluan penanaman suatu perangkat nilai yang kompleks.
3. Kurang mempunyai relevansi terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dan lepas dari sejarah, sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian.
Kelemahan lainya bisa dilihat dari materi pendidikan. Materi pendidikan yang disajikan di sekolah kurang begitu menarik perhatian siswa. Di samping itu, materi Pendidikan Agama Islam dipelajari tersendiri dan lepas kaitannya dengan bidang-bidang studi lainnya, sehingga mata pelajaran agama Islam tidak diterima sebagai suatu yang hidup dan responsif dengan kebutuhan siswa dan tantangan perubahan. Bahkan kehadiran pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dipastikan akan membosankan dan kurang menantang.
Dari segi metodologi pembelajaran agama Islam di sekolah disampaikan sebagian guru secara statis-indoktrinatif-doktriner. Statis adalah daam keadaan diam (tidak bergerak, tidak aktif, tidak berubah keadaannya). Indoktrinasi adalah pemberian ajaran mendalam (tanpa kritik) atau penggemblengan mengenai suatu paham atau doktrin tertentu dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja. Doktrin adalah ajaran (tentang suatu aliran politik, keagamaan). Jadi, penanaman pelajaran agama Islam dilakukan secara tetap, dengan fokus pada pengetahuan murid tentang ajaran, aturan agama, dan tidak melakukan inovasi baru dalam penanaman, pengajaran agama Islam agar dipahami dan dapat direalisasikan, dipraktekkan, dilaksanakan oleh pribadi murid. Penyampaikan pelajaran agama Islam, guru menggunakan metode pembelajaran yang berfungsi hanya menanamkan aspek kognitif, yang sibuk mengajar pengetahuan dan peraturan agama, akan tetapi bagaimana menjadi manusia yang baik, penuh kasih sayang, menghormanti sesama, peduli pada lingkungan, membenci kemunafikan dan kebohongan dan sebagainya justru luput dari perhatian. Seharusnya, dalam setiap lembaga pendidikan negeri menyediakan waktu jam pelajaran tambahan atau ekstrakurikuler untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam, agar dalam proses penanaman nilai-nilai agama Islam ke dalam diri peserta didik dapat lebih efektif dan efisien. Kondisi demikian tampaknya terjadi pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 13, yang mana pendidikan agama Islam adalah sebuah mata pelajaran yang mengajarkan ajaran-ajaran Islam, belum berjalan secara efektif dan efesian. Jam pelajaran yang minim sehingga pengetahuan agama hanya sedikit saja di dapat oleh siswa. Kurang minatnya siswa terhadap kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler keagamaan yang diadakan oleh pihak sekolah sehingga pengetahuan agama terutama baca tulis al-Quran kurang dikuasai oleh siswa.
SMP 13 Lempake Samarinda merupakan salah satu lembaga pendidikan formal tingkat pertama yang bertempat di kelurahan Lempake. Sebagai lembaga pendidikan formal negeri, SMP 13 memiliki kewenangan untuk menjalankan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Secara otomatis pihak lembaga harus menjalankan isi undang-undang tersebut. Dalam hal ini undang-undang tentang pendidikan keagamaan yang mengharuskan SMP Negeri 13 Lempake menyelenggarakan pendidikan agama Islam. Penyelenggaraan yang dimaksud adalah pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama islam. Hal ini agar anak didik setelah menempuh kegiatan belajar mengajar memiliki pengetahuan dan pemahaman serta pengertian yang tentang ajaran agama Islam.
Pembelajaran merupakan suatu proses, yang mana dalam setiap proses tentu akan mengalami berbagai macam kejadian, peristiwa, situasi, kendala-kendala baik itu yang timbul dari guru selaku pendidik, murid sebagai peserta didik, materi pelajaran, dan media yang akan digunakan. Maka, dengan adanya hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah SMP Negeri 13 Lempake dengan judul “ Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Lempake”

oleh dewi Anggraini
Selengkapnya...

Jumat, 18 Juni 2010

“PENGARUH TAYANGAN FILM DAKWAH TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KELURAHAN KARANG ANYAR SAMARINDA”.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan dibidang Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dewasa ini memudahkan manusia untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di negara-negara lain di belahan dunia ini secara cepat. Misalnya melalui media elektronik yang mempunyai jaringan yang begitu luas dan mampu menyajikan gambar yang begitu jelas seperti film, televisi, atau internet.
Di Indonesia banyak film remaja yang bertemakan cinta atau film romance yang semuanya menceritakan tentang dunia remaja. Namun menurut hemat penulis semua film itu tak ada pesan dakwahnya sama sekali. Karenanya sungguh disayangkan, jika cerita-cerita yang ditampilkan kadang di luar ajaran Islam, terkadang mengandung mistik, dan cenderung tidak masuk akal atau di luar logika. Untuk itulah orang tua dituntut agar selalu memberikan bimbingan dan pengawasan kepada anak-anak mereka disaat menonton Tayangan tersebut.
Menurut Harto Sujono di dalam artikelnya berjudul media dan pengaruhnya bahwa ada penelitian secara jangka panjang dari Leonard Eron dan Rowell Huesman, meneliti tentang anak-anak yang tumbuh dari 8-22 tahun di Amerika Serikat (1971). Hasil penelitian tersebut menunjukkan tontonan yang dinikmati pada usia 8 tahun akan mendorong kriminal pada usia 30 tahun. Dan beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ada hubungan antara pengaruh kekerasan yang ditayangkan di televisi dan film dengan kekerasan yang benar-benar terjadi. Salah satu penelitian ini dilakukan oleh Barbara Hattemer (Amerika serikat, July 1994) yang mengumpulkan hampir semua riset tentang hubungan kekerasan di layar kaca dan dunia nyata. Perilaku yang ditayangkan baik dalam musik dan film yang dilakukan oleh bintangya, mempunyai ciri-ciri bentuk, model dan pola ekspresi yang membentuk masyarakat yang menggemarinya.
Dalam proses menonton film biasanya terjadi gejala identifikasi psikologis. Ketika proses decoding terjadi, para penonton menyamakan atau meniru seluruh pribadinya dengan salah seorang pemeran film. Mereka memahami dan merasakan apa yang dialami oleh pemeran, sehingga seolah-olah mereka mengalami sendiri adegan dalam film tersebut. Pengaruh film tidak hanya sampai di situ. Pesan-pesan yang termuat dalam adegan-adegan film akan membekas dalam jiwa penonton, dan kemudian membentuk karakter mereka.
Di Indonesia, film Islam atau film dakwah termasuk barang langka. Dulu pernah muncul Cut Nyak Dien, Alkautsar, Titian Serambut Dibelah Tujuh, Nada dan Dakwah, serta Fatahillah. Namun, film-film seperti ini kemudian menghilang seiring dengan matinya perfilman Indonesia.
Ini mungkin bisa menjadi oase di tengah gersangnya perfilman Indonesia, sekaligus menjadi gebrakan baru dakwah Islam melalui media layar lebar. Memang tidak mudah untuk melahirkan film dakwah. Selain tujuan dan isi pesannya harus Islami, para pemain filmnya pun dituntut konsisten dalam berperilaku. Hal itu tentu sangat berat, terutama tatkala dunia artis identik dengan dunia glamor.
Film sebagai media komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan termasuk dakwah. Film dakwah yang relevan dengan kehidupan nyata, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Film dakwah juga bisa disebut sebagai film pendidikan yang sangat berkembang di negara-negara maju. Telah banyak terdapat perpustakaan film yang meminjamkan film tentang segala macam topik dalam tiap bidang studi. Universitas demikan pula sekolah-sekolah telah banyak mempunyai perpustakaan film sendiri. Film di sana bukan merupakan barang luks lagi.
Dalam aspek lain, film dakwah juga menuntut sineas-sineas muslim yang berkualitas. Film dakwah selain mengusung idealisme nilai-nilai Islam juga dituntut memiliki nilai jual di masyarakat. Ini menjadi tanggung jawab para sineas muslim.
Sebagai media komunikasi film merupakan salah satu media massa yang dimana sangat berpengaruh kepada prilaku remaja. Peneliti mengakui bahwa perfilman Indonesia kini semakin maju dan berkembang. Film merupakan manifestasi perkembangan kehidupan budaya masyarakat pada masanya. Dari zaman ke zaman, film mengalami perkembangan baik dari segi teknologi yang digunakan maupun tema yang diangkat. Hal ini disebabkan film berkembang sejalan dengan unsur-unsur budaya masyarakat yang melatarbelakanginya, termasuk di dalamnya adalah perkembangan pergaulan dan akhlak.
Sehubungan dengan masalah di atas dan sebagai hipotesanya bahwa adanya pengaruh setelah menonton film bertemakan dakwah terhadap perilaku remaja. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan di atas dengan judul “PENGARUH TAYANGAN FILM DAKWAH TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KELURAHAN KARANG ANYAR SAMARINDA”.

oleh : Wahdiansyah
Selengkapnya...

Peran Komunikasi Antarpribadi Pengasuh Panti Jompo Terhadap Prilaku Keseharian Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika seseorang sudah mencapai usia tua fungsi-fungsi tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi dengan baik. Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Pada dasarnya orang lanjut usia masih membutuhkan perhatian dan dukungan dari keluarganya sebagai tempat bergantung yang terdekat. Mereka ingin hidup bahagia dan tenang dihari tua serta masih ingin diakui keberadaannya. Namun seiring dengan bertambah tuanya individu, anak-anak dan teman-temannya juga semakin sibuk dengan masalahnya sendiri.
Selain itu pola keluarga yang semakin mengarah pada pola keluarga inti (nuclear family) mengakibatkan anak-anak secara tidak langsung kurang memperdulikan keberadaannya dan jalinan komunikasi antara orang tua dengan anak semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan orang lanjut usia merasa tersisih dan tidak lagi dibutuhkan perananannya sebagai anggota keluarga walaupun masih berada di lingkungan keluarga.
Sebenarnya lansia tidak akan menimbulkan masalah yang berati bagi keluarganya, apabila mereka masih mampu merawatnya. Namun bila keluarganya menjadi semakin sibuk dan tidak memiliki cukup waktu dan tenaga untuk merawat, salah satu jalan yang dipilih adalah menempatkan orang lanjut usia di Panti jompo.
Panti jompo adalah tempat di mana tempat berkumpulnya orang-orang lanjut usia yang baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluannya, dimana tempat ini ada yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta. Dan ini sudah merupakan kewajiban Negara untuk menjaga dan memelihara setiap warga negaranya sebagaimana tercantum dalam UU No.12 Tahun 1996 (Direktorat Jenderal, Departemen Hukum dan HAM).
Keputusan keluarga untuk menempatkan orang lanjut usia di Panti jompo belum tentu dapat diterima oleh lansia tersebut. Mereka mungkin saja merasa terbuang, tidak dibutuhkan lagi, terisolasi, dan kehilangan orang-orang yang dicintai. Selain itu Panti jompo merupakan tempat yang relatif asing bagi lansia jika dibandingkan dengan tinggal di rumah sendiri bersama keluarganya. Karena menurut mereka, tempat yang terbaik adalah di rumahnya sendiri atau di rumah keluarganya, karena mereka masih dapat dijadikan simbol kejayaan keluarga besarnya, dihormati, dihargai, dijunjung tinggi dan diberikan peranan.
Namun, tidak semua lansia berada di panti jompo dikarenakan perubahan sistem nilai akan tetapi meningkatnya usia harapan hidup, keinginan pribadi lansia yang lebih memilih tinggal di panti jompo merupakan alasan lansia umtuk berpisah dari keluarga mereka.
Lansia yang tinggal di Panti jompo akan mengalami suatu perubahan sosial dalam kehidupannya sehari-hari. Apabila orang lanjut usia tidak segera mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang ada di Panti jompo dan berusaha menjalin hubungan dengan orang lain yang seusia, ketegangan jiwa atau stres akan muncul. Stres yang berkepanjangan dapat memperbesar penyakit fisik maupun mental dan tidak menutup kemungkinan lansia akan mengalami keputuasaan.
Beberapa lansia yang dititipkan sanak keluarganya di panti jompo mengeluhkan kondisinya saat baru pertama kali berada di dalam panti. Dengan kondisinya yang tidak dapat melihat membuat penguni baru ini kebingungan. Sikap menolak dan ingin kembali pulang ini yang terjadi karena belum adanya adaptasi. Keadaan fisik yang mulai melemah, suasana hati yang berubah, serta keadaan tempat tinggal yang baru membuat lansia merasa kebingungan menyesuaikan kondisi di sana, merasa sendiri dan selalu menangis merupakan eksperesi yang ditampakan lansia.
Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” merupakan merupakan unit pelaksana teknis dinas sosial propinsi Kalimantan Timur yang menangani kesejahteraan sosial khususnya bagi lansia. Menyiapkan pengasuh untuk menangani keseharian lansia baik yang baru maupun yang sudah lama menetap agar para lansia dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Peran seorang pengasuh dalam menstabilkan suasana hati lansia merupakan salah satu tugas seorang pengasuh sebagai pengganti keluarga. Disinilah komunikasi antarpribadi sangat penting, dalam menghubungkan pengasuh dan para lansia. Berdasarkan sifatnya yang dua arah dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan dan dampaknya dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat. Maka diharapkan dengan sendiriya akan terjadi perubahan sikap, pendapat, tingkah laku yang mengakibatkan umpan balik seketika.
Dengan melihat ini, maka komunikasi dapat berjalan efektif. Karena komunikasi antarpribadi terjadi arus balik langsung dimana komunikator dapat melihat tanggapan para lansia baik secara verbal dalam bentuk kata-kata maupun nonverbal dalam bentuk gerak-gerik sehingga pengasuh dapat mengulangi atau menyakinkan pesannya kepada para lansia. Agar terciptanya hubungan yang baik dan harmonis antara pengasuh dan lansia.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh pengasuh Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda terhadap lansia berperan terhadap prilaku kesehariannya. Sehingga menarik minat penulis untuk menggali lebih jauh lagi Peran Komunikasi Antarpribadi Pengasuh Panti Jompo Terhadap Prilaku Keseharian Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas maka peniliti berusaha untuk merumuskan permasalahan yang akan dipaparkan :
“ Bagaimana Peran Komunikasi Antarpribadi pengasuh Panti Jompo Terhadap Perilaku Keseharian Lansia Di Panti sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda ?” .

C. Definisi Operasional
Untuk menghindari dari kesalahan dalam memahami judul tersebut, maka terdapat beberapa konsep yang perlu didiefinisikan secara opersional
agar dapat memahami makna dari judul penelitian ini, yaitu:
Komunikasi antarpribadi pengasuh merupakan komunikasi yang terjadi antara pengasuh dan lansia dan kemampuan seorang pengasuh di dalam menangkap suatu informasi ataupun pesan yang di kemukakaan oleh para lansia, baik dalam bentuk komunikasi verbal maupun non verbal. Tugas seoarang pengasuh meliputi dalam pendekatan fisik (memperhatikan kesehatan, kebutuhan, berbagi pengalaman), pendekatan sosial (memfasilitasi sosialisasi antar lansia), pendekatan psikis (menjadi motivator, supporter) dan pendekatan spritual (ketenangan batin menghadapi hari tua).

D. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan memilih judul berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan di atas adalah :
Seorang lansia membutuhkan pendamping secara extra karena, mereka kebanyakan tidak mampu untuk melakukan aktifitasnya secara mandiri, prilaku lansia akan berubah menjadi seperti anak-anak dan di sinilah peran seorang pengasuh sangat penting untuk membantu para lansia dalam merubah prilaku kesehariannya menjdi lebih bak.

E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
Peran Komunikasi Antarpribadi pengasuh Panti Jompo Terhadap Prilaku Keseharian Lansia Di Panti Tresna Wredha ”Nirwana Puri” Samarinda.

F. Signifikansi Penulisan
1. Sebagai masalah informasi yang praktis, teoritis dan metodologis bagi lingkungan civitas akedemika yang memilki atensi terhadap masalah social.
2. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti selanjutnya, dari berbagai bidang yang bersifat praktis, teoritis dan metodologis, yang menyangkut masalah social.
3. Sebagai bahan informasi kepada pembaca terutama kepada penulis supaya dapat menghetahui peran dari seorang pengasuh panti jompo terhadap prilaku keseharian lansia di Panti Sosial Tresna Wredha ”Nirwana Puri” Samarinda.


Di susun oleh: Siti Yusnaniah
Selengkapnya...

Senin, 07 Juni 2010

Al-Mukarrom Al-'alim al-'alamah Al-arifbillah As-syekh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghoni Al-Banjari

Guru Sekumpul Pulang ke Rumah

MARTAPURA ,- Selasa (9/8) malam tadi, Al Mukarram Syekh M Zaini Abdul Ghani kembali ke Martapura. Ini setelah lebih sepekan sejak 1 Agutus lalu, Guru Sekumpul—demikian kerap disapa—berangkat ke Singapura untuk menjalani pengobatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth.

Kabar kedatangan Guru Sekumpul sendiri sudah beredar sejak sore. Kebetulan kemarin sore Gubernur Kalsel Rudy Ariffin juga baru kembali dari Bandung, setelah mengikuti rapat koordinasi gubernur se-Indonesia. Bahkan malam tadi Rudy sempat ingin menghadiri acara selamatan di gedung Mahligai Pancasila. Namun di perjalanan, tepatnya di sekitar Bundaran Liang Anggang Banjarbaru, Rudy mendapat kabar pesawat Guru Sekumpul akan tiba di Bandara Syamsudin Noor. Karenanya, Rudy membatalkan diri berangkat ke Gedung Mahligai Pancasila, kemudian mobil yang membawanya berbelok arah menuju ke bandara untuk menjemput Abah Guru.

Pukul 20.25 Wita, pesawat yang membawa Guru Sekumpul dari Singapura, setelah transit di Pontianak, tiba di Bandara Syamsuddin Noor. Di ruang VIP Bandara Syamsuddin Noor, Gubernur Rudy Ariffin, Bupati Banjar H Gt Khairul Saleh MM serta sejumlah pejabat dan kerabat Guru Sekumpul sudah menunggu.

Setelah sempat beramah-tamah sebentar dengan para tamu, Guru Sekumpul dengan tubuh ditutupi selimut tebal segera dibawa masuk ke dalam mobil. Menumpangi Kia Carrens DA 7293 TR silver, Guru Sekumpul dengan didampingi istri yang biasa dipanggil Ibu Illa dan anaknya, berikut rombongan dibawa menuju kediaman di Komplek Ar Raudah Sekumpul Martapura.

Sekira pukul 09.00 Wita, rombongan tiba di Sekumpul. Di tempat ini, puluhan warga dengan mengenakan baju teluk belanga telah menanti kedatangan Guru Sekumpul. Rombongan Guru Sekumpul sendiri memasuki kompleks melalui pintu belakang. Dari sini Guru digendong masuk. Para tamu juga masuk ke dalam kompleks melalui pintu yang sama. Saat itu kondisi Guru tampak baik

Warga tidak diizinkan masuk ke dalam kompleks. Akhirnya mereka yang masih ingin menunggu kabar tentang Guru Sekumpul berkumpul di luar pintu belakang.

Sekitar 45 menit kemudian, dua orang tim dokter yang menyertai Abah Guru –sebutan lain Guru Sekumpul, Red-- dari Singapura keluar melalui pintu sama. Mereka terlihat sibuk mempersiapkan beberapa peralatan medis. Tak lama kemudian, dengan sebuah mobil, dua dokter yang ternyata fasih berbahasa Indonesia itu meninggalkan kompleks diantarkan keponakan Guru Sekumpul, H Ahmad.

Bila di pintu belakang kompleks tampak kesibukan dan orang-orang yang sedang menunggu, di halaman depan Kompleks Ar Raudah justru lengang. Tidak banyak warga yang lalu-lalang di tempat ini.(dsa).




Qusyairi Si Pemurah Hati

JATUHNYA buah tak jauh dari pohonnya, begitulah kira-kira perjalanan hidup dari ulama kharismatik asal Sekumpul, Martapura Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani.

Sejak kecil sudah menunjukkan sifat dan pembawaan yang berbeda dengan anak lainnya. Dia, seorang anak yang memiliki sifat sabar, ridha, kasih sayang dan sifat pemurah sudah tertanam dalam jiwa seperti yang dimiliki ayahnya, Abdul Ghani bin Abdul Manaf.

Kebesaran jiwa Guru Sekumpul untuk mencintai ulama dan orang-orang shalih juga terlihat dari kecil. Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu Alimul Fadhil H Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya.

Abdul Ghani bin Abdul Manaf, ayah dari Syekh Muhammad Ghani juga adalah seorang pemuda yang shalih dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan derita dan cobaan. Tidak pernah mengeluh kepada siapapun.

Tauhidul-af’al, menurut Abu Daudi dalam bukunya ‘Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Tuan haji Besar) terbitan tahun 1996, sangat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh Abdul Ghani. Karenanya, Abu Daudi, berpendapat, ayah dari Guru Sekumpul ini adalah seorang yang Arif-Billah dan tidak mengherankan kalau beliau menurunkan zuriat yang alim dan shalih, Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani.

Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani yang selagi kecil dipanggil dengan nama Qusyairi adalah anak dari perkimpoian Abdul Ghani bin H Abdul Manaf dengan Hj Masliah binti H Mulya. Muhammad Zaini Ghani merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama H Rahmah.

Asy Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin H Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin HM Sa’ad bin Abdullah bin Alimul Allamah Mufti HM Khalid bin Alimul Allamah Khalifah H Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad dilahirkan 27 Muharam 1361 H (11 Februari 1942 M).

Diceriterakan oleh Abu Daudi, Asy Syekh Muhammad Ghani sejak kecil selalu berada di samping ayah dan neneknya yang bernama Salbiyah. Kedua orang ini yang memelihara Qusyairi kecil. Sejak kecil keduanya menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan.

Kedua juga menanamkan pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Alquran. Karena itulah, Abu Daudi meyakini, guru pertama dari Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani adalah ayah dan neneknya sendiri.

Berguru

Pendidikan agama Muhammad Ghani sangat diperhatikan kedua orangtuanya. Bukti perhatian ini terlihat pemberian bekal orangtuanya sebotol kecil minyak tanah kepada Muhammad Ghani untuk diberikan kepada Guru Hasan Di keraton yang mengajari Alquran, meskipun kehidupan ekonomi mereka sangat lemah.



Dalam usia tujuh tahun, Syekh Muhammad Ghani mulai belajar di madrasah Darusalam, Martapura, dan beliau tidak pernah mengencam sekolah dasar (SD). Guru Sekumpul pernah mengenyam pendidikan Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Selain pendidikan formal, guru juga belajar pendidikan non formal seperti berguru bidang tajwid dengan Alimul Fadhil H Sya’rani ‘Arif, Alimul Fadhil Al-Hafizh H Nashrun Thahir dan Al-Alim H Aini, Kandangan

Guru khusus dari Muhammad Ghani adalah Alimul Allamah H Muhammad Syarwani Abdan dan Alimul Allamah Asy Syekh As-Syayid Muhammad Amin Kutby. Menurut Abu Daudi, sanad dalam berbagai bidang ilmu dan thariqat diterima dari : Kiai Falak (bogor), Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Yasin Padang (Mekah), Alimul Allamah Asy Syekh Hasan Masysyath, Alimul Allamah Asy Sykeh Ismail Yamani dan Alimul Allamah Asy Syekh Abdul Kadir Al-Baar.

Guru pertama dalam bidang ruhani adalah Alimul Allamah Ali Junaidi dan KH Syarwani Abdan. Atas petunjuk Alimul Allamah Ali Junaidi beliau belajar Nur Muhammad pada H Muhammad (Gadung)

Dalam usia 10 tahun beliau sudah mendapat khususiat dan anugrah tuhan berupa kasyaf hissi yaitu melihat dan mendengar apa-apa yang ada di dalam atau di balik dinding. Tatkala usia 14 tahun atau kelas 1 Tsanawiyah beliau telah dibukakan oleh Allah SWT atau futuh tatkala membaca tafsir Wa kanallahu sami’an bashiran.

Di masa remaja Muhammad Zaini pernah ru’yah bertemu dengan sayyidina Hasan dan Husin yang datang kepadanya untuk memasangkan baju dan sorban. Beliau ketika itu diberi nama oleh mereka dengan Zainal Abidin.

Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani adalah seorang ulama yang menghimpun antara ilmu syariat, thariqat dan hakikat dan seorang yang hafazd Alquran beserta tafsirnya yaitu tafsir Al Quran Al zhim Lil Imamain Al Jalalain.

Beliau adalah seorang yang punya prinsip dalam berjihad benar-benar mencerminkan apa-apa yang terkandung dalam Alquran. Misalnya ketika beliau pergi ke tempat majelis yang sifatnya da’wah Islamiyah maka sebelum pergi ke sana dan turut menyumbangkan hartanya untuk kepentingan pelaksanaan.

"Beliau satu-satunya ulama yang diberi izin mengijazahkan tariqat sammmaniyah di Indonesia," ungkap Abu Daudi dalam bukunya.

Karamah

Karamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani antara lain: pertama ketika berkumpul di sebuah majelis kampung Keraton beliau mengacungkan tangannya ke belakang dan tiba-tiba ada buah rambutan di tangannya. Kedua ketika beliau menghadiri selamatan makanan yang ada di piring dimakan habis namun setelah ditinggalkan di piring tempat beliau makan masih banyak tersisa makanan.

Ketiga ketika musim kemarau banyak warga Martapura yang datang ke tempat beliau di Keraton minta hujan. Saat itu juga beliau keluar dan menggoyang-goyang pohon pisang dan tidak lama kemudian hujan pun turun dengan deras. Keempat, pada pelaksanaan haul Datuk Kalampaian 189 di Dalam Pagar jalanan yang pada malam harinya digenangi air pada keesokan harinya kering ketika beliau melewatinya. Kelima, banyak orang minta doa beliau untuk kesembuhan keluarganya yang sakit.

Adapun karya-karya beliau yang tercatat hingga sekarang antara lain Risalah Mubarakah, Manaqib Asy Syeikh As Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al Qadiri Al Hasan As Samman Al Madani, Ar Risalatun nuraniyah fi Syarhit Tawwassulatis Sammaniyah, Nubdzatun fi manaq aibil Imamil masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad Ali Ba’alwy. Qusyairi, kini telah tiada. Tinggal kenangan dan jasanya membina umat yang masih terpatri di setiap lubuk hati. Innalillahi wa inna ilahi raajiuun.



























Belum Ada Pengganti Guru

Banjarmasin, BPost
Kepergian ulama kharismatik Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul (63), ke haribaan Allah SWT, Rabu (10/8) pagi, merupakan kehilangan besar, tidak saja bagi umat Islam di Kalimantan Selatan tapi juga Indonesia. Guru Sekumpul adalah ulama yang mampu menjembatani antara pemerintah dan rakyat, namun tidak bisa dibeli oleh penguasa.

Sampai saat ini ketokohan Guru Sekumpul sebagai ulama besar belum ada tandingannya. Bahkan, untuk beberapa waktu ke depan belum ada pengganti Guru Sekumpul.

Demikian komentar sejumlah tokoh di daerah ini maupun nasional kepada BPost mengenai kepergian Guru Sekumpul. Mereka adalah Ketua MUI Pusat Amidhan, anggota DPD HM Said, anggota DPR RI Gusti Iskandar Sukma Alamsyah, Hasanuddin Murad, dan Jamaluddin Karim serta Ketua Umum Yayasan Gawi Sabumi Noor Ritta Samadhi.

"Bagi saya, kehilangan ulama seperti Guru Sekumpul adalah kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Jika dibanding kehilangan jabatan, tidak ada apa-apanya," kata mantan Wakil Presiden Hamzah Haz yang kemarin secara khusus melayat ke Kompleks Sekumpul.

HM Said dan Iskandar berharap kepergian Guru Sekumpul akan ada penggantinya yang setara. Karena, Guru Sekumpul tidak saja terkenal secara nasional, melainkan internasional. Bahkan, setiap pejabat tinggi yang datang ke Kalsel selalu berkunjung ke tempat Guru Sekumpul untuk bersilaturrahmi.

"Semestinya dalam waktu dekat ada pengganti Guru Sekumpul, mengingat gaya yang ditampilkannya benar-benar ulama netral," kata Djamaluddin karim.

Sejak Guru Sekumpul menjalani perawatan atas gangguan kesehatannya, pengajian rutin yang dilaksakan di Kompleks Sekumpul praktis tidak ada yang menggantikannya.

Pengajian rutin biasanya selalu dibanjiri puluhan ribu jamaah yang berdatangan dari berbagai daerah di Kalsel, Kalteng bahkan Kaltim.

Amidhan mengaku terkesan dengan pribadi Guru Sekumpul sebagai ulama yang tidak bisa dibeli oleh penguasa siapapun juga. "Sewaktu Soeharto berkuasa, pernah mengundang Guru Sekumpul untuk menghadiri halal bihalal ke Jakarta. Jika ulama lainnya pasti segera datang, namun Guru Sekumpul menolak karena waktu yang tidak tepat," ungkapnya.

Rebutan Angkat Keranda

Sementara itu puluhan ribuan pelayat dari berbagai penjuru Kalsel bahkan Kalteng dan Kaltim berdatangan ke Kompleks Sekumpul, kediaman almarhum Guru Sekumpul.

Tampak hadir sejumlah tokoh nasional, pejabat tingkat I maupun tingkat II serta tokoh masyarakat. Di antaranya mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin, Wagub Kalsel Rosehan NB, Kapolda Brigjen Bambang Hendarso Danuri, KH Anang Djazouly, walikota Banjarmasin terpilih Yudhi Wahyuni, Bupati Banjar Khairul Saleh dan Wabub Banjar KH Hatim Salman, Ketua MUI Banjar KH Abdus Syukur, Guru Ahmad Bakrie, Habib Abdullah Al Idrus, Pemimpin Umum Banjarmasin Post HG Rusdi Effendi AR, para ulama, habaib, kolega dekat almarhum.

Shalat jenazah berjamaah dilakukan sepanjang waktu di mushallah yang berada di samping kediaman. Rudy Ariffin dan Rosehan ikut dengan jamaah lainnya melaksanakan shalat jenazah.

Tampak puluhan pengawal Sekumpul mengerjakan penggalian liang lahat yang tepat berada di antara dua makam paman almarhum yakni Alimul Fadhil Syeh Seman Mulia dan Alimul Fadhil KH Salman Jalil. Pengerjaan memakan waktu lama, karena harus memotong bagian lantai kubah yang terbuat dari marmer seukuran liang kubur. Di kubah yang berada di depan Mushalla Ar Raudhah tersebut, juga terdapat makam ibunda Guru Sekumpul, Hj Masliah.

Tepat pukul 09.00 Wita, jenazah dimandikan dan disemayamkan di kamar lantai dasar rumah duka. Jenazah Guru Sekumpul dipindahkan dari rumah duka ke mushalla pukul 11:30 Wita, dan kemudian ditanam tepat saat adzan Shalat Ashar.

Sejak dalam rumah, usungan keranda yang dibawa para khadam, diperebutkan pelayat yang begitu mencintai ulama yang dianggap sebagai Lentera Umat ini.

Aksi desak-desakan terjadi. Aparat keamanan sempat kewalahan mengamankan usungan jenazah. Bahkan, kain beludru hijau bermotif kaligrafi, yang menjadi penutup keranda jenazah sedikit demi sedikit mulai tersingkap.

Puncaknya ketika usungan jenazah berada di tengah-tengah antara pelataran rumah dengan musholla yang hanya berjarak 15 meter, kain hijau seluruhnya tersingkap. Gema tahlil semakin nyaring terdegar. Ratusan pelayat tak kuasa menahan air mata bahkan ada yang histeris.

Salah seorang istri almarhum yang melihat insiden tersingkapnya kain penutup keranda, tak kuasa menahan tangis. Begitu juga anak sulung almarhum --Muhammad Amin Badali (12) menangis sesenggukan seraya mengusap air mata dengan tisu.

Jenazah yang terbungkus kain kafan jelas terlihat. Meski pelan, namun pasti, usungan jenazah akhirnya tiba di dalam mushalla.

Pukul 15.30 Wita, jenazah Guru Sekumpul diusung memasuki kubah. Saat itu, sempat terjadi rebutan untuk mengusung jenazah. Dua anak almarhum, yakni Muhammad Amin Badali dan Muhammad Amin Bidali berteriak-teriak, "Abahku...Abahku...," dengan maksud agar pelayat tidak berebutan mengusung jenazah. Sementara itu iringan tahlil
dari pelayat terus membahana.

Aksi rebutan ingin mengusung keranda jenazah terhenti, ketika seseorang mengumandangkan shalawat. Aneh memang. Setelah shalawat dijawab pelayat, keadaan berubah drastis menjadi tenang dan jenazah bisa diletakkan di tepi liang. Sambil menunggu adzan shalat Ashar, pelayat mengumandangkan Surah Al Ikhlas berkali-kali. Jenazah kemudian diturunkan ke liang lahat diiringi pembacaan surat Yasin.

Pukul 16:09 Wita, bersamaan selesainya pembacaan Surah Yasin, penguburan pun selesai. Talqin dibacakan oleh KH Abdus Syukur, disambung doa. Selepas itu, KH Hatim Salman yang juga sepupu almarhum menyampaikan sambutan ahli bait.

Almarhum Guru Sekumpul sempat 10 hari menjalani perawatan di Mount Elizabeth Hospital Singapura. Almarhum tiba di Banjarmasin, Selasa (9/8) malam dari Singapura usai menjalani perawatan intensif. Almarhum diketahui menderita gangguan gagal ginjal dan harus rutin melakukan cuci darah.





KALIMAT inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, meluncur dari mulut ke mulut dan sebagian melalui SMS di ponsel, sejak Subuh hari Rabu (10/8) mengiringi kepulangan al-’Alim al-Allamah al-’Arif bi-Allah asy-Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani ke hadirat Ilahi Rabbi.

Tuan Guru yang akrab di telinga muslimin-muslimat Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur bahkan pulau Jawa itu, sebutan Guru Sekumpul, meninggal dunia di kediaman Komplek Sekumpul, Martapura. Sebelumnya, sempat menjalani perawatan intensif selama 10 hari di Mount Elizabeth Hospital Singapura.

Benarlah firman Allah SWT dalam Alquran, bahwa setiap yang bernyawa pasti mengalami kematian. Kematian menjadi sunnatullah, terutama sebagai makhluk hanya menjalani ketentuan-ketentuan yang telah dijanjikan-Nya; lahir, usaha dan ikhtiar, kemudian wafat.

Terhadap kematian itu sendiri, tidak sebagaimana menerima kelahiran. Apalagi ulama kharismatik ini, masih sangat diperlukan muslimin-muslimat yang senantiasa haus untuk menerima wejangan, petuah atau siraman rohani yang dilaksanakan rutin di Komplek Sekumpul, Martapura itu.

Tercatat dalam perjalanan dan kehidupan Tuan Guru Sekumpul ini, membuktikan bahwa beliau hadir berawal dari pengajian di kediamannya, kemudian pindah ke Kebun Kacang, yang dikenal sekarang Komplek Sekumpul, Martapura. Itupun setelah Tuan Guru Haji Badruddin (ulama panutan sebelumnya) meninggal dunia.

Sebelumnya tidak pernah ada, jikalau ada belum pernah terkumpul sedemikian banyaknya dalam satu masa dan dalam satu kumpulan masyarakat, muslimin dan muslimat. Meski setelah itu ditetapkan oleh pengelola pengajian, khusus kaum perempuan hari Sabtu pagi.

Dalam perkembangan berikutnya, ulama panutan ini, bergerak khusus di bidang dakwah islamiyah, meningkatkan pendidikan Islam melalui majelis taklim (rutin), memperbaiki akidah umat dari peribadatan yang bercampur bid’ah dan khurafat.

Sesekali dalam materi dakwah sisipan, beliau menyentuh lapangan politik, ekonomi, kebudayaan, sosial. Dalam keseharian umat Islam di Martapura, Kalsel umumnya, Sekumpul menjadi acuan dalam berinteraksi urusan duniawi dan kemaslahatan umat umumnya.

Semua tampaknya dilakukan ulama panutan itu, bertujuan untuk mengeluarkan umat Islam dari kesesatan menuju petunjuk Islam dalam bidang masing-masing. Apalagi, muslimin-muslimat yang senantiasa atau melazimkan ikut pengajian rutin di Sekumpul, merasakan kesejukan akan petuah dari Tuan Guru tersebut.

Bagian kecil yang dapat dirasakan dalam kehidupan bermasyarakat, dakwah Islam dan pendidikan Islam melalui majelis taklim, memberikan ketenangan tersendiri di hati umat Islam. Demikian pula pelurusan akidah dari praktik peribadatan yang bercampur bid’ah dan khurafat, senantiasa dibetulkan dalam setiap tindak-tanduk umat.

Dalam dunia politik, ekonomi, kebudayaan dan sosial lainnya, bisa dirasakan umat Islam betapa kuatnya magnit suara Sekumpul, ketika menyisipkan masalah etika berpolitik, cara-cara bertransaksi (jual-beli), kesenian secara Islami dan masalah sosial lainnya, selalu saja menjadi acuan umat dan cepat menjadi rujukan di masyarakat.

Kini umat Islam di Martapura dan Kalimantan Selatan umumnya, menantikan hadirnya generasi baru --ulama panutan-- yang akan menggantikan atau paling paling tidak sama dengan kharisma yang dimiliki Guru Sekumpul, untuk memimpin umat menuju kedamaian abadi di bawah ridha Allah SWT.

Ini mutlak, tidak dapat ditawar-tawar sehingga tersedia dan tidak mengalami kekosongan ulama panutan, pemimpin umat yang disegani, penuh kharismatik, mengantikan pemimpin-pemimpin umat yang telah kembali ke pangkuan Ilahi Rabbi. Selengkapnya...

Kamis, 29 April 2010

perbedaan kualitatif dan kuantitatif

PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Penelitian kualitatif sebagai model yang dikembangkan oleh mazhab Baden yang bersinergi dengan aliran filsafat phenomenology menghendaki pelaksanaan penelitian berdasar pada situasi wajar (natural setting),sehingga kerap juga orang menebutnya sebagai metode naturalistih.Sehingga secara sederhana dapat dinyatakan bhawa penelitian kuantitatif adalah meneliti informasi-sebgai subjek penelitian dalam lingkungan keseharian.Untuk itu para peneliti kuantitatif sedapat mungkin beronteraksi secara dekat mengenal informan,mengenal dekat dunia kehidupan,mengamati dan mengikuti alur kehidaupan informan secara apa adanya.Pemahaman akan symbol-simbol dan bahasa asli masyarakat menjadi salah satu kunci keberhasilan.
Penelitian kuantitatif peneliti dapat dengan sengaja mengadakan perubahan terhadap dunia sekitar dengan melakukan ekperimen.


Perbedaan Antara Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

Aspek Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
1. Masalah yang diteliti Menekankan pada beberapa variable Menekankan pada semua variable, jika mungkin dijadikan permasalahan yamg diteliti lebih mendalam
2. Tujuan Menguji teori dan menegakan fakta-fakta Mengembangkan kepekaan konsep dan penggambaran realitas yang tidak tunggal (jamak)
3. Pola pikir Ada masalah  berteori  berhipotesis  ke lapangan  mencari data  menguji  hipotesis  teori bersipat top down Ke lapangan  menemukan data  data dicocokan dengan teori  teori bersifat bottom up
4. Responden sebagai sumber data Banyak diambil secara random Jumlah kecil sekitar 10 orang, diambil secara purposive
5. Objek yang diteliti Perilaku manusia dan fenomena alam Perilaku manusia, proses kerja
6. Desain Penelitian Survey, studi kasus, eksperimen Studi kasus
7. Sampel Besar, memiliki kelompok control yang dipilih secara random dengan pertimbangan strata yang ada Kecil tidak representative dengan tujuan tertentu
8. Metode pengumpulan data Angket, wawancara, observasi, chek list. Lebih menekankan pada observasi, dan wawancara
9. Bentuk data Berupa angka atau data kualitatif yang diangkakan Kata-kata, kalimat, gambar, perilaku
10. Sifatnya Deskriptif, komparatif, asosiatif Deskriktif
11. Analisinya Menjawab masalah dan menguji hipotesi Tidak menguji hipotesi, tetapi menjawab masalah
12. Hasil penelitian Generalisasi Lebihmenekankan pada makna
13. Kebenaran Etik Emik
14. Kedekatan dengandata peneliti Jauh dari data yang diteliti, peneliti mengambil jarak dengan responden yang ditelitinya Sangat dekat dengan data yang diambil, peneliti mengikuti aktivitas keseharian informan
15. Asumsi Realitas bersifat statis Realitas bersifat dinamis


Perbedaan Antara Paradigma Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Paradgma kualitatif Paradigma Kuantitatif
1. Menganjurkan pemakaian metode kualitatif
2. Bersandar pada fenomologis dan versthen
3. perhatian tertuju pada pemahaman
4. Pengamatan berssifat alamiah dan tidak dikendalikan
5. Bersifat subjektif
6. Bertolak dari perspektif “dalam” individu atau subjek yang ditelit
7. Penelitian bersifat mendasar
8. ditujukan pada penemuan
9. Menekankan pada perluasan
10. Bersifat deskriptif dan induktif
11. Berorientasi pada proses
12. data bersifat mendalam,kaya dan nyata
13. Tidaka dapat digenerelasikan
14. Studi terhadap kasusu tunggal
15. realitas bersifat dinamik
16. Bersaifat holistik 1. Menganjurkan pemakaian metode Kuantitatif
2. Bersandar pada logika positivisme
3.Mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala social dengan mengesampingkan keadaan individu-individu
4.pengamatan ditandai dengan pengukuran yang dikendalikan
5.Bersifat objektif
6.Bertolak dari sudut pandang luar
7.Penelitian tidak bersifat mendasar
8 ditujukan pada pengujian.
9. Menekankan pada penegasan
10.Infresial,deduktif-hipotik
11. Berorientasi pada hasil
12.Data dapat diulang

13. Dapat digenerelasikan
14.Studi atas banyak kasus
15. realitas bersifat stabil
17.Bersifat partikularistik

Ada pula sisi yang sama-sama dimiliki oleh kedua penelitian ini sebagai sara untuk mendapatkan pengetahuan yang baru:
1. Pada tahap awal ,kedua peneliti dengan desain yang berbeda meneliti satu tema yang masih bersifat umum.
2. Terkait dengan tema yang akan diteliti,tahap berikutnya adalah membuat pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk studi pendahuluan.
3. Masing-masing desain telah memiliki asumsi yang mendasari penelitian tersebut.
4. Dalam proses pelacakan informasi awal terkadang menggunakan metode yang sama seperti observasi,wawancara dan dokumentasi.
5. Memeriksa kebenaran data yang telah diperoleh dengan cara masing-masing.
6. Mengelola data yang diperoleh dan membuat laporan penelitian yang dilakukan.
Karateristik penelitian kualitatif
1. Berlangsung dalam situasi alamiah dan desain bersifat alamiah.artinya peneliti tidak berusaha memanipulasi setting dari penelitian.
2. Fenomena bersifat dinamis dan berkembang
3. Dalam penelitian kualitatif rumusan masalah sering diistilahakan dengan focus penelitian.Dalam penelitian ada batas kajian penelitian yang ditentukan oleh focus.
4. Penelitian bersifat deskriptif
5. Sasaran penelitian berlaku sebagai subjek penelitian bukan objek penelitian.
6. Dat penelitian bersifat deskriptif yang berupa narasi cerita,penuturan informan,fota dll.
7. Fokus utama penelitian adalah pada proses dan interaksi subjek,prilaku yang ditampilkan,
8. Sumber data adalah orang-orang yang tahu informasi yang akan diteliti.
9. Pemilihan subjek dilakukan secara purposif dan menghindari pemilihan secara acak.
10. Kontak personal secara langsung antara peneliti dengan subjek yang diteliti.
11. Human instrument.
12. Mengutamkan data langsung.
13. Pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan terlibat dalam pengumpulan data.
14. Peneliti dan subjek penelitian terjalin akrab.
15. Prespektif holistic.
16. Berorientasi pada kasus unik.
17. Netralis simpatik.
18. Keabsahan data dilakukan melalui triangulasi dan memperpanjang observasi.
19. Analisis data secara induktif
20. Sisi kebenaran lebih pada sisi informan,kebenaran emik.
21. Tidak generelisasi,kesimpulan bersifat subjektif.
22. Memilki sifat lentur.
23. Sangat terkait dengan makna-makna yang terkandung dalam proses social.
24. Pengumpulan dan analisis data dimungkinkan terjadi secara stimulant,sesuai dengan konsep maju bertahap

Karateristik penelitian Kuntitatif
1. Usulan penelitian bersifat terinci,luas dan banyak literature,prosedur yang jelas.
2. Tujuan penelitian dioreintasikan untuk melihat hubungan variable,menguji eori dan mencari generelisasi yang mempunyai prediktif.
3. Desain bersifat spesifik,jelas,rimci.
4. Menggunakan lokika ekperimen.
5. mencari hukum universal.
6. Data yang diperoleh banyak didominasi angka sebgai hasil pengukuran.
7. Menggunkan sample yang banyak.
8. proses pengumpulan data menggunakan angket,tes,wawancara.
9. mengamati hanya dengan meneliti gejala-gejala yang dapat diamati.
10. Bersifat Atomistik
11. Bersifat Reduksi
12. bersifat detreministik.
13. Tujuan penelitian diarahkan untuk menunjukan hubungan antara variable,memverifikasi eori,melakukan prediksi dan generilisasi.
14. Melakukan intevensi terhadap realitas social dengan menggunakan perlakuan tertentu.
15. Melakukan uji terhadap hipotesisi yang diujikan.
16. Melkukan generalisasi berdasar smpel yang lebih kecil dari populasi dengan asumsi gejala yang terjadi pada sample juga terjadi pada populasinya.
17. hubungan antara peneiti dengan subjek yang diteliti jauh dan tanpa kontak.
18. Analisis data dilakukan pada akhir prses pengumpulan data,bersifat deduktif dan menggunakan statistic.
19. Kebenaran yang ditemukan bersifat etik.
Selengkapnya...