Pukulan Syair Seykh Samman
Selasa, 18 Maret 2014
Pukulan Syair Seykh Samman
Rabu, 13 Februari 2013
SK UMK SAMARINDA 2013 Download
SK UMK SAMARINDA TAHUN 2013 sebesar Rp.1752.500,- Jika Kalian ingin Mendowloadnya Silah menuju TKP Disini...hal 1 dan hal 2 Note : agar tidak keluar dari laman blog Klik kanan terus open new tab Selengkapnya...
Selasa, 05 Juni 2012
K.H.Muhammad Syarwani Abdan Bangil Al-Banjari (Guru Bangil)
Setiap ahad ketiga bulan shafar terlihat pemandangan istimewa dikota Bangil,saat itu ribuan umat islam dari pulau Kalimantan,khususnya suku Banjar berbondong bondong menyeberangi lautan luas dan membanjiri kota kecil di Jawa Timur,bukan hanya masyarakat biasa,bahkan para pembesarnya pun baik kalangan ulama maupun kalangan pejabat ada diantara mereka,tidak tanggung tanggung ketika hari itu tiba,dari mulai para Bupati disejumlah daerah tingkat II Kalsel hingga orang nomor satu dipemda provinsi tersebut yaitu Gubernur Kalimantan selatan setiap tahunnya selalu menyempatkan diri turut mengunjungi Bangil kota Bordir,tidak ketinggalan kaum muslimin pecinta ulama dan aulia diseluruh Indonesia bahkan banyak yang datang dari luar negeri turut larut pada hari itu meskipun mereka bukan dari etnis Banjar.barangkali fenomena kecintaan yang begitu besar hingga membuat ribuan orang dari satu pulau menyeberang lautan untuk ikut menghadiri haul tokoh putra daerahnya dipulau lain,hanya ada terhadap sosok Tuan Guru Bangil julukan bagi alm K.H M.Syarwani Abdan bin Haji Muhammad Abdan bin Haji Muhammad Yusuf bin Haji Muhammad Shalih Siam bin Haji Ahmad bin Haji Muhammad Thahir bin Haji Syamsuddin bin saidah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,beliau dilahirkan pada tahun 1334 H/1915 M dikampung Melayu Ilir Martapura,sejak kecil ia memiliki himmah dan semangat yang tinggi untuk belajar ilmu agama dan sangat serius dan tekun belajar sehingga sangat disayangi oleh para gurunya ketika masih berdomisili di Martapura guru beliau adalah pamannya sendiri yaitu KH.M.Kasyful Anwar ,Qadhi haji Muhammad Thaha,KH Ismail Khatib Dalam Pagar dan banyak lagi yang lainnya,pada usia masih sangat muda beliau meninggalkan kampung halamannya Martapura menuju pulau Jawa dan bermukim di Bangil dengan maksud memperdalam ilmu agama kepada beberapa ulama dikota Bangil dan Pasuruan diantara guru beliau adalah KH.Muhdhar (gondang Bangil),KH.Abu Hasan (Wetan Alun Bangil),KH.Bajuri (Bangil)dan KH.Ahmad Jufri (Pasuruan) orang tua beliau sendiri pada saat itu memang sudah lama berdiam dikota Bangil untuk berniaga. saat beliau berumur 16 tahun pamannya Syekh Muhammad Kasyful Anwar seorang alimul Allamah (seorang yang sangat luas dan mendalam ilmu agamanya) hingga Tuan Guru Syekh Muhammad Zaini bin H.Abdul Ghani AlBanjari (Abah Guru Sekumpul)pernah menyebutnya sebagai seorang Mujaddid (pembaharu),oleh pamannya ini beliau dibawa pergi ke Tanah Suci Mekkah bersama saudara sepupunya yaitu Syekh Muhammad Sya'rani arif yang dikemudian hari juga dikenal sebagai seorang ulama besar di Martapura,ia dan sepupunya tersebut melanjutkan pelajaran ilmu agamanya dibawah bimbingan dan pengawasan langsung pamannya ini.selama berada di Tanah Suci kedua pemuda ini dikenal sangat tekun mengisi waktu dengan menuntut ilmu ilmu agama,keduanya benar benar mmanfaatkan waktunya dengan mendatangi majelis majelis ilmu para ulama besar Mekkah pada waktu itu,diantara guru guru beliau Sayyid Amin Kutby,Sayyid Alwi Al-Maliki,Syeikh Umar Hamdan,Syeikh Muhammad al-araby,Sayyid Hasan Al-Masysyath,Syeikh Abdullah Al-Bukhari,Syeikh Saifullah Daghestani,Syeikh syafi'i asal Kedah,Syeikh Sulaiman asal Ambon,dan Syekh Ahyad asal Bogor. rupanya ketekunan belajar dua keponakan Syeikh Muhammad Kasyful Anwar ini diperhatikan oleh para guru gurunya,diceritakan para gurunya itu sangat menyayangi keduanya,ketekunan dan kecerdasan mereka sangat menonjol hingga dalam beberapa tahun saja keduanya sudah dikenal di kota Mekkah hingga keduanya di juluki "dua Mutiara dari Banjar"tak mengherankan jika keduanya dibawah bimbingan Sayyid Muhammad Amin Kutby bahkan sempat mendapatkan kepercayaan mengajar selama beberapa tahun di Mesjidil Haram,selain mempelajari ilmu ilmu syariat ia juga mengambil bai'at tarekat dari para masyayikh (guru) disana,diataranya bai'at Tarekat Naqsyabandiyah dari syekh umar Hamdan dan Tarekat Samaniyah dari Syeikh Ali bin Abdullah Al-Banjari.dan setelah kurang lebih sepuluh tahun menuntut ilmu ilmu agama dikota Makkah pada tahun 1939 bersama sepupunya iapun kembali pulang ke Indonesia dan langsung menuju tanah kelahirannya Martapura. beliau dikenal sebagai seorang yang hafal Al-qur'an dan didalam dirinya terkumpul ilmu syariat tarekat hakikat dan ma'rifat namun demikian hal tersebut justru menjadikannya sebagai seorang alim yang semakin tawadhu',sepulang kepulangan beliau dari Mekkah ia menyelenggarakan mejelis majelis ilmu dirumahnya,beliau sempat juga mengajar di Madrasah Darussalam,ia kemudian di minta untuk menjadi seorang qadhi namun hal tersebut ditolaknya karena beliau lebih senang berkhidmat kepada umat tanpa terikat dengan lembaga apapun,tahun 1943 ia pergi kekota Bangil dan sempat membka majelis untuk lingkungan sendiri hingga tahun 1944 dan sempat berguru pula dengan Syeikh Muhammad Mursydi Mesir,setelah setahun di Bangil beliau lalu kembali lagi ke Martapura,kemudian pada tahun 1950 ia sekeluarga memutuskan untuk hijrah kekota Bangil,sewaktu menetap di Bangil kali inipun beliau tidak membuka majelis secara terbuka kecuali kalangan sendiri,ia cendrung mempelajari dahulu keadaan lingkungan penduduk dikota tersebut,dikemudian hari sikapnya ini menjadikan dirinya sebagai sosok yang disegani oleh para ulama di Jawa Timur,namun demikian ia selalu berusaha menyembunyikan keunggulan yang dimilikinya pada akhirnya para ulama Bangil pun mengetahui keistemewaan pribadi ulama yang satu ini.guru Bangil demikian Alm Abah Guru Sekumpul memanggil beliau dimanapun beliau tinggal senantiasa berada dalam keseharian yang sangat sederhana,hingga tak banyak yang tahu bahwa sekalipun telah menjadi tokoh besar,selain pakaiannya yang sederhana dikamar tidurnya pun ia tidak menggunakan ranjang ia juga tidak mempunyai lemari khusus untuk pakaiannya,pakaian miliknya diletakkan menumpang pada bagian lemari kitabnya,ia seorang yang telah mengambil jalan Khumul (menjauh dari keramaian) dan tak berharap akan kemasyuran,hingga kyai hamid pasuruan (seorang wali ditanah jawa) pernah mengatakan "saya ingin sekali seperti kyai syarwani,dia itu alim tapi Mastur tidak Masyhur kalau saya ini sudah terlanjur Masyhur,jadi saya sering kerepotan karena harus menemui banyak orang,menjadi orang masyhur itu tidak mudah,bebannya berat,kalau Kyai Syarwani itu enak,jadinya tidak banyak didatangi orang". suatu ketika sejumlah kiai berkumpul dan berinisiatif untuk mendalami ilmu agama dalam halaqah khusus kepada Kyai Hamid Pasuruan,namun setelah hal tersebut disampaikan kepada kyai Hamid beliau menolak permintaan itu seraya menyarankan supaya mereka hendaknya mendatangi KH Syarwani Abdan,berdasarkan arahan Kyai Hamid merekapun mendatangi KH.Syarwani Abdan dan menyiapkan beberapa pertanyaan untuk sekdar mengetahui seberapa dalam ilmu dari KH Syarwani Abdan,ketika mereka datang Guru Bangil sedang duduk sambil membaca sebuah kitab,diawal pembicaraan sebelum mereka sempat membuka pertanyaan yang telah mereka persiapkan,Guru Bangil mendahului bertanya kepada mereka" antum ke sini ingin bertanya masalah ini dan itu ,kan?..ia menanyakan hal itu sambil menunjuk kitab yang masih terbuka tadi,kontan hal ini membuat mereka takjub sekaligus kagum kepadanya tak cukup sampai disitu,ternyata semua pertanyaan yang telah mereka persiapkan dengan tepat terjawab dalam halaman kitab yang masih terbuka ditangan beliau. setelah mengalami kejadian tersebutmerekapun meyakini keluasan ilmu serta ketajaman batin Guru Bangil pada akhirnya mengertilah mereka mengapa Kyai Hamid pasuruan menganjurkan mereka agar mendatangi KH Syarwani Abdan,setelah yakin akan hal itu mereka akhirnya meminta kepada Guru Bangil untuk membuka majelis untuk mereka,saat itu beliau tidak serta merta mengabulkan permintaan mereka tetapi terlebih dahulu menanyakan hal tersebut kepada KH Hamid,maka setelah KH Hamid memberi isyarat persetujuan barulah ia bersedia membuka majelis untk para Kiai ini,subhanallah kedua kiai besar yang tawadhu' ini memang saling mencintai dan menghormati satu sama lain. Kiai Hamid adalah ulama besar yang kharismatis dan menjadi tujuan kedatangan banyak orang ,karenanya tak jarang orang yang datang kesulitan menemui beliau,tapi anehnya berdasarkan pengalaman orang orang yang pernah bertemu beliau,mereka akan mudah menemui Kiai Hamid bila sebelumnya orang tersebut menemui KH Syarwani Abdan,tak jarang baru sampai didepan pintu,Kiai hamid sendiri yang membukakan pintu kepada para tamu,entah Sirr (rahasia) apa yang didapat oleh para tamu Kiai Syarwani Abdan,hingga kiai hamid selalu menyambut mereka dengan penuh suka cita padahal pada saat itu belum ada alat komunikasi seperti sekarang. akhirnya mulai banyak yang menimba ilmu kepadanya,dan atas dasar dorongan para ulama serta rasa tanggung jawabnya untuk menyiarkan ilmu ilmu agama sebagai amanah Allah dan Rasulullah maka pada tahun 1970 ia memutuskan mendirikan pesantren yang ia beri nama PP Datuk Kalampayan nama yang diambil untuk mengambil berkah julukan datuknya yaitu Syekh Muhammad arsyad Al-Banjari,para santrinya banyak berasal dari Banjar hingga Pondok Pesantren itu sendiri sering disebut orang Pondok Banjar. diantara salah satu karangan beliau adalahrisalah yang sangat terkenal yaitu Adz-Dzakhiratuts Tsaminah li-Ahlil Istiqamah (simpanan berharga) risalah yang berisi masalah Talqin,tahlil dan tawasul,disamping tulisan tulisan itu beliau juga meninggalkan karya hidup yaitu murid murid beliau diantaranya adalah yang mulia Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari dan melalui lisan beliaulah maka Syekh Muhammad Syarwani Abdan sering disebut Guru Bangil Kiai Abdurrahim,Kiai Abdul Mu'thi,Kiai Khairan(daerah Jawa) KH.Prof.Dr.Ahmad Syarwani Zuhri (Pimpinan PP.Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari Balikpapan) KH.Muhammad Syukri Unus (Pimpinan MT sabilal Anwar al-Mubarak Martapura) KH.Zaini Tarsyid (Pengasuh MT Salafus Shaleh Tunggul Irang seberang Martapura) yang juga menantu beliau KH.Ibrahim bin KH.Muhammad Aini (Guru Ayan) Rantau KH.AhmadBakeri (Pengasuh PP al-Mursyidul Amin Gambut) KH.Syafii Luqman Tulung Agung KH.Abrar Dahlan (Pimpinan PP di Sampit Kalimantan Tengah) KH.Safwan zuhri (Pimpinan PP sabilut Taqwa Handil 6 Muara Jawa Kutai Kertanegara) dan banyak lagi tokoh tokoh lainnya yang tersebar dipenjuru indonesia,Guru Sekumpul sendiri datang ke Bangil bersama paman beliau seorang ulama tersohor Syeikh Saman Mulia,lantaran menghormati sosok Guru Bangil bahkan Syeikh Saman Mulia menganggap Guru Bangil adalah Gurunya,padahal Guru Bangil sendiri mengakui ketinggian maqam Syeikh Saman Mulia,dalam suatu kesempatan Guru Bangil mengatakan bahwa maqam Syeikh Saman Mulia sangat tinggi hingga nasi pun berdzikir dihadapan syeikh Saman.namun kebersahajaan hidup Guru Bangil membuat keluarga beliau sendiri tidak banyak mengetahui keistemewaan di balik kebesaran namanya,mengomentari hal tersebut Guru Saman Mulia mengatakan kepada salah satu putra guru Bangil " kalau kita berdiri didekat sebuah pohon,kadang kala kita tidak mengetahui tingginya pohon tersebut,tapi kita akan tahu tingginya pohon tersebut ketika kita memandangnya dari jauh. diusia senjanya ketika berumur 76 tahun malam selasa jam 20.00 bertepatan 12 syafar 1410 H/11-12 september 1989 M dikediaman beliau di jalan Kauman bangil Jawa Timur roh nya yang suci kembali kerahmatullah ,dan dimakamkan dipemakaman keluarga dan para habaib berbangsa Al-Haddad di dekat makam habib Muhammad bin Ja'far Al-Haddad di Dawur Bangil kurang lebih 1 km dari kediaman beliau.dan berdasarkan wasiat tertulisnya putra tertuanya yang ia beri nama dengan nama gurunya Kasyful Anwar saat ini meneruskan kiprahnya dalam mengasuh Pondok Pesantern Datuk Kalampayan Bangil.mudah mudahan rahmat Allah selalu tercurah buat belliau dan seluruh keluarganya,dan mudah mudahan kita dapat mengambil hikmat melalui perjalanan hidup beliau ini,dan mudah mudahan Allah SWT mengumpulkan kita,orang tua kita,guru guru kita dan seluruh keluarga kita dngan Rasulullah SAW beserta para Nabi dan orang orang sholehin amiiinn ya Robbal alamin.... kiranya cukup sekian yang bisa alfaqir sampaikan salah khilaf kalau ada kekurangan alfaqir minta ampun minta redha kepada saudaraku semua. (fy) ~sumber~Ulama berpengaruh kalimantan selatan ~disariakan dari alkisah no 03/9-22 Feb 2009 halaman 136-143 Diambil Dari Kisah Para Datuk Ulama kalimantan (FB) Bersanad dari Riwayat Para Habaib dan Ulama Diseluruh Dunia Selengkapnya...
Rabu, 29 Februari 2012
Perbuatan itu tidak haram dan bukan bid’ah, akan tetapi mereka mencari “barakah”
HUJAN lebat turun di kota Makkah usai sholat Maghrib. Air pun turun mengerojok dari talang Ka’bah (Mizrab). Sebagian orang yang berdekatan dengan Ka’bah lari menuju air yang turun dari pancuran. Mereka saling bergantian mandi hujan dengan maksud mengambil barakahnya.
Talang Ka’bah
Tiba-tiba, seorang petugas masjidil Haram melarang keras dan mengusir mereka yang sedang asyik mandi hujan. Alasannya, yang mereka lakukan katanya, perbuatan bid’ah yang tidak pernah dilakukan Rasulallah saw. Tapi mereka yang sedang mandi hujan tetap ngotot tidak mau begerak. Petungas itu berteriak-teriak mengusir mereka hingga suaranya terdengar di Masjid.
Sayyid Alwi Al-Maliki (ayahnya Dr. Muhammad Al- Maliki), seorang ulama terkenal pada zamannya dan disegani oleh seluruh lapisan masyarakat Makkah, sedang duduk di tengah murid-muridnya di halaqah yang diadakan setiap lepas solat Maghrid di muka ka’bah.
Mendengar teriakan petugas, beliau berdiri dan memangilnya, lalu bertanya “Apa alasan kamu melarang mereka mandi hujan dari pancoran Ka’bah?”. Petugas itu menjawab “Itu adalah perbuatan bid’ah tidak pernah dilakukan Nabi saw”. Mendengar jawaban petugas itu, sayyid Alwi Al Maliki segra berkata dengan ramah dan senyum “Perbuatan itu tidak haram dan bukan bid’ah, akan tetapi mereka mencari “barakah”. Bukankah Allah berfirman dalam ayat Nya “Dan kami turunkan dari langit air yang banyak barakahnya” al Qaaf, ayat 9. Kemudian Sayyid Alwi meneruskan lagi, “Bukankah pula Allah berfirman dalam ayat yang lain “Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk tempat beribadat manusia ialah Baitullah yang di Makkah yang di-berkahi” al- Imran, ayat 96. “Maka”, kata sayyid dengan senyum lebar, “Barakah turun di tempat yang barakah, menjadi Barkatain (dua barakah)”.
Jelasnya, mengambil barakah dari benda-benda yang dianggap suci seperti ka’bah, air Zam Zam, atau benda-benda bersejarah lainya dari peninggalan para nabi, para sahabat nabi, orang- orang soleh, merupakan hal yang terpuji, asal saja tidak keluar dari rel- rel syariat yang telah ditetapkan Allah dan Rasul Nya. Adapun yang dimaksud disini bukan berarti kita memuja-muja benda-benda tsb atau memuja-muja benda-benda peninggalan para nabi atau leluhur. Dan pula bukan pula berarti bahwa mereka telah menjelma pada benda-benda trb, namum yang dimaksudkan ialah untuk mengingat jasa perjuangan mereka dan juga untuk mengingatkan ketinggian dan keluhuran martabat mereka di sisi Allah.
Sebagai contoh:, selain air suci Zamzam dan air ruqyah yaitu air yang telah dibacakan di dalamnya ayat ayat suci al-Qu’ran yang membawa rahasia penyembuhan dan keberkahan, juga benda-benda yang dianggap barakah dari peninggalan para nabi, sahabat, tabi’in dan sholihin. Benda-benda tersebut bisa pula membawa rahasia penyembuhan dan keberkahan.
rambut nabi
Hal ini pernah dilakukan oleh seorang shohabiyah Ummu Salamah ra yang telah menyimpan beberapa helai rambut Nabi saw untuk dijadikan sebagai keberkahan dan penyembuhan. Rambut Rasulallah saw itu disimpan di dalam sebuah Juljal yang dibuat dari perak (wadah kecil yang dibuat dari perak berbentuk seperti lonceng). Ia selalu mengeluarkan rambut Rasulullah saw tetkala ada orang sakit datang kepadanya. Ummu Salamah memasukkan rambut Nabi saw ke dalam wadah berisi air. Setelah diaduk, air yang berisi rambut Rasulallah saw itu diberikan kepada yang sakit untuk diminum. Ini yang kita dapatkan dalam Hadist Nabi.
Dalam al-Qur’an tercantum kisah tabut (peti) bani Israil yang dijadikan sebagai alamat atau tanda kebenaran kerajan Thaulut. Allah berfirman “Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya tabut (peti) kepadamu di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhan mu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun. Tabut itu dibawa oleh Malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu jika kamu orang yang beriman”. al-Baqarah, 248.
Jelasnya, tabut (peti) yang dimaksudkan dalam ayat di atas bukan sembarangan tabut, tapi ia memiliki status yang mulia luar biasa, yaitu sebagai tanda kebenaran kekuasaan Thalut. Kemuliaan tabut (peti) itu, karena ia telah dibawa oleh Malaikat dan terdapat didalamnya ketenangan dan keberkahan bagi Thalut dan tentaranya. Maka mereka pun telah membawanya dalam peperangan mereka melawan musuh mereka Jalut. Allah telah menjanjikan kemenangan dalam peperangan mereka melawan musuh berkat tabut (peti) yang dibawanya.
Allah menerangkan dalam ayat Nya, bahwa tabut (peti) itu telah membawa ketenangan dan ketentraman dari Nya. Adapun isi tabut (peti) itu terdiri dari bekas-bekas peninggalan para Nabi. Yaitu apa yang telah ditinggalkan nabi Musa dan nabi Harun seperti kitab Taurat, tongkat-tongkat, baju baju, dan sandal-sandal nabi Musa dan nabi Harun. Allah telah memuliakan tabut (peti) itu karena terdapat didalamnya peninggalan nabi Musa dan nabi Harun yang disimpan dan dirawat dengan baik dan pernah dibawah oleh Malikat. Dengan seizing Allah dan berkat peti itu Allah telah memberikan kemenangan dalam peperangan Thalut melawan musuh mereka Jalut.
Kisah tabut (peti) yang disebut dalam al-Quran tadi bukan berarti kita membesar-besarkan atau mengingatkan bahwa para Nabi itu menjelma pada benda-benda pusaka trb, akan tetapi Allah memuliakan tabut (peti) itu karena kemuliaan dan ketinggian derajat mereka di sisi Nya. Atau dalam arti yang lain Allah telah mengingatkan pula perjuangan baik mereka bagi masyarakat dan ini merupakan syi’ar agama yang perlu dijaga.
Pendek kata, sebagai balasan tidakan baik nabi Musa dan nabi Harun, peninggalan mereka (peti) dijadikan benda-benda yang sangat mulia untuk mereka bawa sebagai ketenangan dan keberkahan agar mendapat kemenangan dalam peperangan mereka melawan musuh mereka Jalut.
stempel / cincin nabi
Contoh lainnya:, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam besar Bukhari dari ibu Umar ra bahwa Rasulallah saw pernah memiliki sebuah cicin perak yang dikenakan di tangan kanan beliau. Pada cicin itu tertulis kalimat “Muhammad Rasulallah”. Setelah beliau wafat, Sayyidina Abubakar Siddik ra mengambil cicin itu dan dikenakan di tangan kanan beliau sebagaimana Rasulallah mengenakannya. Kemudian setelah Abubakar ra wafat, cincin itu berpindah ke tangan Sayyidina Umar bin Khatab. Beliau memakai pula cicin itu sebagaimana Rasulallah saw dan Abubakar memakainya hingga beliau mati syahid dibunuh oleh Abu Lulu Almajusi. Setelah itu cicin yang pernah dikenakan Rasulallah saw berpindah ke tangan Ustman bin Afaan ra. Telah diriwayatkan bahwa cicin itu berada ditangan Ustman ra cukup lama sehingga jatuh ke dalam sumur Aris.
Shahih Bukhari telah meriwayatkan dalam kitab Libas bab Khatim Fidhah (cicin perak), al-Hafidh ibnu Hajar berkata sebagaimana diriwayatkan al-Nasai “sesungguhnya cicin Rasulallah itu berada ditangan Ustman bin Affan selama enam tahun”. Adapun “sumur Aris” terletak di sebuah kebun yang berdekatan dengan masjid Quba’. Kemudian sumur itu dikenal di kalaman penduduk Madinah dan dijuluki “Bi’rul Khatim” (Sumur Cincin), yang dimaksud di sini cicinnya Rasulallah saw yang jatuh ke dalam sumur trb. Sayyidina ustman telah berusaha sekuat tenaga untuk mencari cicin Nabi saw yang jatuh ke dalam sumur akan tetapi usaha beliau sia sia belaka.
Sekarang, kenapa perhatian para sahabat Rasulallah begitu besar terhadap cicin trb. Apakah tidak ada lagi cicin yang lebih bagus dari cicin Nabi saw. Atau cicin itu mempunyai nilai harga yang mahal jika dijual. Tentu pada saat itu tidak sedikit terdapat cicin yang lebih bagus, lebih indah dan lebih mahal nilainya dari cicin Rasulallah saw. Akan tetapi apa yang membuat perhatian sahabat begitu besar terhadap cicin Rasulallah saw. Karena cicin itu pernah dikenakan di tangan kanan Rasulallah saw. Itu merupakan peninggalan sangat berharga dan benda bersejarah yang tidak bisa dilupakan oleh para sahabat Nabi saw. Cicin itu tidak mempunyai arti atau kelebihan sedikit pun jika tidak dikenakan atau diletakan di tangan kanan Rasulallah saw.
pedang dan busur panah nabi erban-burdah-dan-tongkat-r
Belum habis, tunggu dulu. Ada lagi kisah tentang Harbah atau yang disebut dalam bahasa kita “tombak” yang diriwayatkan oleh Imam besar Bukhari. Sahabat Nabi, Zubair ra, telah membunuh U’baidah bin said bin Al-a’sh pada peperangan Badr dengan Harbah (tombak) yang disodoknan ke matanya. Mendengar berita itu, Rasulallah saw meminta kepada sahabat beliau, Zubair, tombak trb. Permintaan Nabi saw tidak bisa ditolak olehnya. Dengan senang hati ia menyerahkannya kepada baginda Rasulallah saw. Setelah Rasulallah saw wafat, Zubair datang kepada keluarga beliau minta untuk mengembalikan tombaknya. Kemudian Sayidina Abubakar Siddik ra datang kepada Zubair memohon kepadanya agar tombak yang pernah dipegang Rasulallah saw diberikan kepadanya. Dengan senang hati pula, ia serahkan kepada Abubakar. Setelah wafatnya Abubakar, Zubair mengambil kembali tombak itu.
Selanjutnya, Sayidina Umar bin Khattab datang meminta kepada Zubair tombak yang pernah dipegang Rasulallah dan Abubakar ra. Permintaan beliau tidak bisa ditolak dan diserahkannya kepada beliau. Tombak itu berada di tangan Umar ra sampai beliau mati syahid dibunuh. Kemudian Ustman bin Affan ra datang meminta kepadanya tombak yang pernah dipegan Nabi dan para sahabat yang mulia. Tanpa ragu-ragu, ia menyerahkannya pula kepada Ustman. Tombak itu berada di tangan beliau hingga beliau dibunuh. Kemudian berpindah setelah itu ke tangan Sayyidina Ali bin abi Thlaib ra. Mendengar berita itu, Zubair datang kepada beliau minta dikembalikan tombaknya. Sayyidina Ali langsung menyerahkan kepadanya. Tombak yang sudah berkali-kali pindah tangan kembali kepada pemilik asalnya, Zubair, hangga ia mati terbunuh dalam salah satu peperangan.
Sekarang, kenapa perhatian para sahabat begitu besar teradap tombak trb? Apakah tidak ada lagi tombak pada saat itu selain tombaknya Zubair? Kenapa perhatian mereka sedemikan besar terhadap benda itu, sedangkan banyak benda yang lebih bagus, lebih antik dan lebih kuat dari pada tombaknya Zubair. Perhatian para sahabat Nabi begitu besar terhadap tombak trb, karena benda itu pernah dipegang oleh jungjungan Nabi Muhammad saw dan dibawanya dalam peperangan beliau melawan musuh. Kemuliaan dan keberkahan tombaknya Zubair bukan karena tombaknya akan tetapi karena kemulian dan keberkahan pemegang tombak itu, yaitu baginda Rasulallah saw.
Sandal Nabi tapak kaki Rasul
Ada lagi kisah tentang sandal Nabi saw yang telah menjadi perhatian para ilmiawan untuk dipelajari secara seksama dan teliti. Sandal itu telah menjadi bahan perhatian besar untuk dipelajari, baik dari segi sifat-sifatnya, atau dari segi bentuk, model dan warnanya. Mereka menulis hasil penelitian mereka secara rinci di dalam buku-buku mereka. Perhatian mereka begitu besar terhadap sandal Nabi saw disini dimaksudkan bukan sandalnya, akan tetapi pemiliki sandal itu yaitu Rasulallah saw.
Singkatnya, disini kita bukan memuja-muja benda-benda bersejarah atau barang peninggalan para nabi atau leluhur. Kita bukan pula untuk mengingatkan bahwa mereka telah menjelma pada benda benda trb, namum yang dimaksud disini ialah untuk mengingat jasa perjuangan mereka, dan juga untuk mengingatkan ketinggian dan keluhuran martabat mereka di sisi Allah.
Terakhir, bukankah yang kita lakukan untuk menghargai benda-benda bersejarah dan benda-benda peninggalan para Nabi, sahabatnya, dan orang orang soleh merupakan kelanjutan dalam meninggikan dan memuliakan syi’ar Islam?.
Selengkapnya...
Ayo Kita Bersholawat
Shalawat akan mendatangkan pengijabahan atas doanya. Jika shalawat didahulukan maka akan menghantar kepada Allah Swt. Sedangkan jika tidak diucapkan ketika berdoa, maka doa tersebut akan menggantung antara langit dan bumi. Penyebab syafaat Nabi, jika ia meminta perantaraan ataupun meninggalkannya. Penyebab diampunkannya dosa. Penyebab untuk dicukupkannya kesedihan oleh Allah Swt kepada hamba-Nya. Penyebab kedekatan seorang hamba kepada Rasulullah Saw di hari Kiamat. Menempatkan kedudukan sedekah pada yang sepuluh. Penyebab ditunaikannya kebutuhan. Penyebab Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya. Shalawat adalah bentuk zakat bagi orang yang bershalawat dan merupakan penyuci baginya. Penyebab datangnya kabar gembira bagi si pelakunya dengan surga sebelum ia mati. Penyebab diselamatkannya si pelaku dari keadaan hari Kiamat. Penyebab menjawabnya Nabi Saw (atas shalawat yang dilantunkannya). Penyebab pengingat dari sesuatu yang ia lupakan. Penyebab baiknya sebuah majelis, juga tidak akan merugikan seseorang yang termasuk ahli didalamnya. Penyebab menolak kefakiran. Menolak kepada pelakunya nama bakhil jika ia membalas orang mengucap shalawat atas Nabi Saw. Penyebab kesuksesan doa jika disebutkan diawal doa atau pun dibelakangnya jika ia lupa bershalawat kepada Nabi Saw. Shalawat akan mengantar pada jalan surga, serta seseorang akan meninggalkan jalan itu karena sebab meninggalkan shalawat. Menyelamatkan dari fitnah di sebuah majelis yang tidak berdzikir kepada Allah dan Rasul-Nya, atau tidak memuji dan mengagungkan-Nya, dan bershalawat kepada Rasul-Nya. Merupakan kesempurnaan bicara yang diawali denhan Hamdallah (memuji Allah) lalu shalawat kepada Rasul-Nya. Berlimpahnya cahaya seorang hamba ketika berada di Shirath. Shalawat akan mengeluarkan seorang hamba dari kehilangan.
Penyebab akan ketetapan Allah Swt dalam mengagungkan kebaikan bagi orang yang bershalawat kepadanya antara penduduk langit dan bumi. Karena orang yang bershalawat adalah menuntut kepada Allah agar kiranya Allah mengagungkan kepada Rasul-Nya, memuliakan, dan menghormatinya. Ini merupakan bagian dari amal, maka adalah harus bagi orang yang shalawat bagian seperti itu. Penyebab keberkahan, baik pekerjaan ataupun usianya Penyebab untuk menggapai rahmat Allah, karena rahmat adalah makna dari shalawat. Penyebab kekalnya kasih sayang kepada Nabi Saw, dengan cara menambah atau melipat-gandakannya. Ini merupkan bentuk ikatan iman yang tidak akan sempurna bila tidak ada shalawat didalamnya. Karena ketika ia memperbanyak dalam mengingat yang ia cintai dan menghadirkannya dalam hati, serta memperindah dalam menghadirinya. Maka itu adalah bentuk cinta yang penuh dan semakin berlipat cintanya dan semakin bertambah rasa rindunya. Jika semakin penuh rasa rindunya, merupakan kebiasaan jika seseorang mencintai sesuatu, maka pasti ia sangat menginginkan untuk melihatnya.
Sedangkan jika ia merasa cinta, maka akan semakin kuat ia mengingatnya. Sehingga lisan senantiasa memuji dan mengagungkan yang dicintainya. Sehingga ia akan terus menggandakan dan menambahkan keindahan dalam tiap kata ketika mengingatnya. Penyebab rasa cinta Nabi Saw kepada seorang hamba. Penyebab mendapatkan hidayah dari Allah, serta penyebab hidupnya hati.
Penyebab dikembalikannya nama orang yang bershalawat oleh Nabi Saw 9Nabi Saw menjawab shalawat dan ucapan salam orang tersebut). Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Sesungguhnya shalawat kalian akan disampaikan kepadaku. Kemudian sabdanya pula, "Sesungguhnya Allah mewakilkan atas kuburku malaikat yang senantiasa menyampaikan nama umatku yang mengucapkan salam kepadaku." Penyebab tetapnya kedua kaki ketika berada di Shirath.
Bershalawat merupakan menunaikan sedikit daripada hak Nabi Saw, serta merupakan perlambang dari rasa syukur atas diturunkannya, yang merupakan bentuk dari nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita. Bershalawat adalah gabungan antara shalawat dan dzikir kepada Allah, serta bersyukur kepada Allah.
Bershalawat juga merupakan bentuk pengetahuan akan nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya dengan bentuk mengutus Nabi Saw.