Jumat, 18 Juni 2010

“PENGARUH TAYANGAN FILM DAKWAH TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KELURAHAN KARANG ANYAR SAMARINDA”.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan dibidang Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dewasa ini memudahkan manusia untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di negara-negara lain di belahan dunia ini secara cepat. Misalnya melalui media elektronik yang mempunyai jaringan yang begitu luas dan mampu menyajikan gambar yang begitu jelas seperti film, televisi, atau internet.
Di Indonesia banyak film remaja yang bertemakan cinta atau film romance yang semuanya menceritakan tentang dunia remaja. Namun menurut hemat penulis semua film itu tak ada pesan dakwahnya sama sekali. Karenanya sungguh disayangkan, jika cerita-cerita yang ditampilkan kadang di luar ajaran Islam, terkadang mengandung mistik, dan cenderung tidak masuk akal atau di luar logika. Untuk itulah orang tua dituntut agar selalu memberikan bimbingan dan pengawasan kepada anak-anak mereka disaat menonton Tayangan tersebut.
Menurut Harto Sujono di dalam artikelnya berjudul media dan pengaruhnya bahwa ada penelitian secara jangka panjang dari Leonard Eron dan Rowell Huesman, meneliti tentang anak-anak yang tumbuh dari 8-22 tahun di Amerika Serikat (1971). Hasil penelitian tersebut menunjukkan tontonan yang dinikmati pada usia 8 tahun akan mendorong kriminal pada usia 30 tahun. Dan beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ada hubungan antara pengaruh kekerasan yang ditayangkan di televisi dan film dengan kekerasan yang benar-benar terjadi. Salah satu penelitian ini dilakukan oleh Barbara Hattemer (Amerika serikat, July 1994) yang mengumpulkan hampir semua riset tentang hubungan kekerasan di layar kaca dan dunia nyata. Perilaku yang ditayangkan baik dalam musik dan film yang dilakukan oleh bintangya, mempunyai ciri-ciri bentuk, model dan pola ekspresi yang membentuk masyarakat yang menggemarinya.
Dalam proses menonton film biasanya terjadi gejala identifikasi psikologis. Ketika proses decoding terjadi, para penonton menyamakan atau meniru seluruh pribadinya dengan salah seorang pemeran film. Mereka memahami dan merasakan apa yang dialami oleh pemeran, sehingga seolah-olah mereka mengalami sendiri adegan dalam film tersebut. Pengaruh film tidak hanya sampai di situ. Pesan-pesan yang termuat dalam adegan-adegan film akan membekas dalam jiwa penonton, dan kemudian membentuk karakter mereka.
Di Indonesia, film Islam atau film dakwah termasuk barang langka. Dulu pernah muncul Cut Nyak Dien, Alkautsar, Titian Serambut Dibelah Tujuh, Nada dan Dakwah, serta Fatahillah. Namun, film-film seperti ini kemudian menghilang seiring dengan matinya perfilman Indonesia.
Ini mungkin bisa menjadi oase di tengah gersangnya perfilman Indonesia, sekaligus menjadi gebrakan baru dakwah Islam melalui media layar lebar. Memang tidak mudah untuk melahirkan film dakwah. Selain tujuan dan isi pesannya harus Islami, para pemain filmnya pun dituntut konsisten dalam berperilaku. Hal itu tentu sangat berat, terutama tatkala dunia artis identik dengan dunia glamor.
Film sebagai media komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan termasuk dakwah. Film dakwah yang relevan dengan kehidupan nyata, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Film dakwah juga bisa disebut sebagai film pendidikan yang sangat berkembang di negara-negara maju. Telah banyak terdapat perpustakaan film yang meminjamkan film tentang segala macam topik dalam tiap bidang studi. Universitas demikan pula sekolah-sekolah telah banyak mempunyai perpustakaan film sendiri. Film di sana bukan merupakan barang luks lagi.
Dalam aspek lain, film dakwah juga menuntut sineas-sineas muslim yang berkualitas. Film dakwah selain mengusung idealisme nilai-nilai Islam juga dituntut memiliki nilai jual di masyarakat. Ini menjadi tanggung jawab para sineas muslim.
Sebagai media komunikasi film merupakan salah satu media massa yang dimana sangat berpengaruh kepada prilaku remaja. Peneliti mengakui bahwa perfilman Indonesia kini semakin maju dan berkembang. Film merupakan manifestasi perkembangan kehidupan budaya masyarakat pada masanya. Dari zaman ke zaman, film mengalami perkembangan baik dari segi teknologi yang digunakan maupun tema yang diangkat. Hal ini disebabkan film berkembang sejalan dengan unsur-unsur budaya masyarakat yang melatarbelakanginya, termasuk di dalamnya adalah perkembangan pergaulan dan akhlak.
Sehubungan dengan masalah di atas dan sebagai hipotesanya bahwa adanya pengaruh setelah menonton film bertemakan dakwah terhadap perilaku remaja. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan di atas dengan judul “PENGARUH TAYANGAN FILM DAKWAH TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KELURAHAN KARANG ANYAR SAMARINDA”.

oleh : Wahdiansyah
Selengkapnya...

Peran Komunikasi Antarpribadi Pengasuh Panti Jompo Terhadap Prilaku Keseharian Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika seseorang sudah mencapai usia tua fungsi-fungsi tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi dengan baik. Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Pada dasarnya orang lanjut usia masih membutuhkan perhatian dan dukungan dari keluarganya sebagai tempat bergantung yang terdekat. Mereka ingin hidup bahagia dan tenang dihari tua serta masih ingin diakui keberadaannya. Namun seiring dengan bertambah tuanya individu, anak-anak dan teman-temannya juga semakin sibuk dengan masalahnya sendiri.
Selain itu pola keluarga yang semakin mengarah pada pola keluarga inti (nuclear family) mengakibatkan anak-anak secara tidak langsung kurang memperdulikan keberadaannya dan jalinan komunikasi antara orang tua dengan anak semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan orang lanjut usia merasa tersisih dan tidak lagi dibutuhkan perananannya sebagai anggota keluarga walaupun masih berada di lingkungan keluarga.
Sebenarnya lansia tidak akan menimbulkan masalah yang berati bagi keluarganya, apabila mereka masih mampu merawatnya. Namun bila keluarganya menjadi semakin sibuk dan tidak memiliki cukup waktu dan tenaga untuk merawat, salah satu jalan yang dipilih adalah menempatkan orang lanjut usia di Panti jompo.
Panti jompo adalah tempat di mana tempat berkumpulnya orang-orang lanjut usia yang baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluannya, dimana tempat ini ada yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta. Dan ini sudah merupakan kewajiban Negara untuk menjaga dan memelihara setiap warga negaranya sebagaimana tercantum dalam UU No.12 Tahun 1996 (Direktorat Jenderal, Departemen Hukum dan HAM).
Keputusan keluarga untuk menempatkan orang lanjut usia di Panti jompo belum tentu dapat diterima oleh lansia tersebut. Mereka mungkin saja merasa terbuang, tidak dibutuhkan lagi, terisolasi, dan kehilangan orang-orang yang dicintai. Selain itu Panti jompo merupakan tempat yang relatif asing bagi lansia jika dibandingkan dengan tinggal di rumah sendiri bersama keluarganya. Karena menurut mereka, tempat yang terbaik adalah di rumahnya sendiri atau di rumah keluarganya, karena mereka masih dapat dijadikan simbol kejayaan keluarga besarnya, dihormati, dihargai, dijunjung tinggi dan diberikan peranan.
Namun, tidak semua lansia berada di panti jompo dikarenakan perubahan sistem nilai akan tetapi meningkatnya usia harapan hidup, keinginan pribadi lansia yang lebih memilih tinggal di panti jompo merupakan alasan lansia umtuk berpisah dari keluarga mereka.
Lansia yang tinggal di Panti jompo akan mengalami suatu perubahan sosial dalam kehidupannya sehari-hari. Apabila orang lanjut usia tidak segera mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang ada di Panti jompo dan berusaha menjalin hubungan dengan orang lain yang seusia, ketegangan jiwa atau stres akan muncul. Stres yang berkepanjangan dapat memperbesar penyakit fisik maupun mental dan tidak menutup kemungkinan lansia akan mengalami keputuasaan.
Beberapa lansia yang dititipkan sanak keluarganya di panti jompo mengeluhkan kondisinya saat baru pertama kali berada di dalam panti. Dengan kondisinya yang tidak dapat melihat membuat penguni baru ini kebingungan. Sikap menolak dan ingin kembali pulang ini yang terjadi karena belum adanya adaptasi. Keadaan fisik yang mulai melemah, suasana hati yang berubah, serta keadaan tempat tinggal yang baru membuat lansia merasa kebingungan menyesuaikan kondisi di sana, merasa sendiri dan selalu menangis merupakan eksperesi yang ditampakan lansia.
Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” merupakan merupakan unit pelaksana teknis dinas sosial propinsi Kalimantan Timur yang menangani kesejahteraan sosial khususnya bagi lansia. Menyiapkan pengasuh untuk menangani keseharian lansia baik yang baru maupun yang sudah lama menetap agar para lansia dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Peran seorang pengasuh dalam menstabilkan suasana hati lansia merupakan salah satu tugas seorang pengasuh sebagai pengganti keluarga. Disinilah komunikasi antarpribadi sangat penting, dalam menghubungkan pengasuh dan para lansia. Berdasarkan sifatnya yang dua arah dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan dan dampaknya dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat. Maka diharapkan dengan sendiriya akan terjadi perubahan sikap, pendapat, tingkah laku yang mengakibatkan umpan balik seketika.
Dengan melihat ini, maka komunikasi dapat berjalan efektif. Karena komunikasi antarpribadi terjadi arus balik langsung dimana komunikator dapat melihat tanggapan para lansia baik secara verbal dalam bentuk kata-kata maupun nonverbal dalam bentuk gerak-gerik sehingga pengasuh dapat mengulangi atau menyakinkan pesannya kepada para lansia. Agar terciptanya hubungan yang baik dan harmonis antara pengasuh dan lansia.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh pengasuh Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda terhadap lansia berperan terhadap prilaku kesehariannya. Sehingga menarik minat penulis untuk menggali lebih jauh lagi Peran Komunikasi Antarpribadi Pengasuh Panti Jompo Terhadap Prilaku Keseharian Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas maka peniliti berusaha untuk merumuskan permasalahan yang akan dipaparkan :
“ Bagaimana Peran Komunikasi Antarpribadi pengasuh Panti Jompo Terhadap Perilaku Keseharian Lansia Di Panti sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda ?” .

C. Definisi Operasional
Untuk menghindari dari kesalahan dalam memahami judul tersebut, maka terdapat beberapa konsep yang perlu didiefinisikan secara opersional
agar dapat memahami makna dari judul penelitian ini, yaitu:
Komunikasi antarpribadi pengasuh merupakan komunikasi yang terjadi antara pengasuh dan lansia dan kemampuan seorang pengasuh di dalam menangkap suatu informasi ataupun pesan yang di kemukakaan oleh para lansia, baik dalam bentuk komunikasi verbal maupun non verbal. Tugas seoarang pengasuh meliputi dalam pendekatan fisik (memperhatikan kesehatan, kebutuhan, berbagi pengalaman), pendekatan sosial (memfasilitasi sosialisasi antar lansia), pendekatan psikis (menjadi motivator, supporter) dan pendekatan spritual (ketenangan batin menghadapi hari tua).

D. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan memilih judul berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan di atas adalah :
Seorang lansia membutuhkan pendamping secara extra karena, mereka kebanyakan tidak mampu untuk melakukan aktifitasnya secara mandiri, prilaku lansia akan berubah menjadi seperti anak-anak dan di sinilah peran seorang pengasuh sangat penting untuk membantu para lansia dalam merubah prilaku kesehariannya menjdi lebih bak.

E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
Peran Komunikasi Antarpribadi pengasuh Panti Jompo Terhadap Prilaku Keseharian Lansia Di Panti Tresna Wredha ”Nirwana Puri” Samarinda.

F. Signifikansi Penulisan
1. Sebagai masalah informasi yang praktis, teoritis dan metodologis bagi lingkungan civitas akedemika yang memilki atensi terhadap masalah social.
2. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti selanjutnya, dari berbagai bidang yang bersifat praktis, teoritis dan metodologis, yang menyangkut masalah social.
3. Sebagai bahan informasi kepada pembaca terutama kepada penulis supaya dapat menghetahui peran dari seorang pengasuh panti jompo terhadap prilaku keseharian lansia di Panti Sosial Tresna Wredha ”Nirwana Puri” Samarinda.


Di susun oleh: Siti Yusnaniah
Selengkapnya...

Senin, 07 Juni 2010

Al-Mukarrom Al-'alim al-'alamah Al-arifbillah As-syekh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghoni Al-Banjari

Guru Sekumpul Pulang ke Rumah

MARTAPURA ,- Selasa (9/8) malam tadi, Al Mukarram Syekh M Zaini Abdul Ghani kembali ke Martapura. Ini setelah lebih sepekan sejak 1 Agutus lalu, Guru Sekumpul—demikian kerap disapa—berangkat ke Singapura untuk menjalani pengobatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth.

Kabar kedatangan Guru Sekumpul sendiri sudah beredar sejak sore. Kebetulan kemarin sore Gubernur Kalsel Rudy Ariffin juga baru kembali dari Bandung, setelah mengikuti rapat koordinasi gubernur se-Indonesia. Bahkan malam tadi Rudy sempat ingin menghadiri acara selamatan di gedung Mahligai Pancasila. Namun di perjalanan, tepatnya di sekitar Bundaran Liang Anggang Banjarbaru, Rudy mendapat kabar pesawat Guru Sekumpul akan tiba di Bandara Syamsudin Noor. Karenanya, Rudy membatalkan diri berangkat ke Gedung Mahligai Pancasila, kemudian mobil yang membawanya berbelok arah menuju ke bandara untuk menjemput Abah Guru.

Pukul 20.25 Wita, pesawat yang membawa Guru Sekumpul dari Singapura, setelah transit di Pontianak, tiba di Bandara Syamsuddin Noor. Di ruang VIP Bandara Syamsuddin Noor, Gubernur Rudy Ariffin, Bupati Banjar H Gt Khairul Saleh MM serta sejumlah pejabat dan kerabat Guru Sekumpul sudah menunggu.

Setelah sempat beramah-tamah sebentar dengan para tamu, Guru Sekumpul dengan tubuh ditutupi selimut tebal segera dibawa masuk ke dalam mobil. Menumpangi Kia Carrens DA 7293 TR silver, Guru Sekumpul dengan didampingi istri yang biasa dipanggil Ibu Illa dan anaknya, berikut rombongan dibawa menuju kediaman di Komplek Ar Raudah Sekumpul Martapura.

Sekira pukul 09.00 Wita, rombongan tiba di Sekumpul. Di tempat ini, puluhan warga dengan mengenakan baju teluk belanga telah menanti kedatangan Guru Sekumpul. Rombongan Guru Sekumpul sendiri memasuki kompleks melalui pintu belakang. Dari sini Guru digendong masuk. Para tamu juga masuk ke dalam kompleks melalui pintu yang sama. Saat itu kondisi Guru tampak baik

Warga tidak diizinkan masuk ke dalam kompleks. Akhirnya mereka yang masih ingin menunggu kabar tentang Guru Sekumpul berkumpul di luar pintu belakang.

Sekitar 45 menit kemudian, dua orang tim dokter yang menyertai Abah Guru –sebutan lain Guru Sekumpul, Red-- dari Singapura keluar melalui pintu sama. Mereka terlihat sibuk mempersiapkan beberapa peralatan medis. Tak lama kemudian, dengan sebuah mobil, dua dokter yang ternyata fasih berbahasa Indonesia itu meninggalkan kompleks diantarkan keponakan Guru Sekumpul, H Ahmad.

Bila di pintu belakang kompleks tampak kesibukan dan orang-orang yang sedang menunggu, di halaman depan Kompleks Ar Raudah justru lengang. Tidak banyak warga yang lalu-lalang di tempat ini.(dsa).




Qusyairi Si Pemurah Hati

JATUHNYA buah tak jauh dari pohonnya, begitulah kira-kira perjalanan hidup dari ulama kharismatik asal Sekumpul, Martapura Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani.

Sejak kecil sudah menunjukkan sifat dan pembawaan yang berbeda dengan anak lainnya. Dia, seorang anak yang memiliki sifat sabar, ridha, kasih sayang dan sifat pemurah sudah tertanam dalam jiwa seperti yang dimiliki ayahnya, Abdul Ghani bin Abdul Manaf.

Kebesaran jiwa Guru Sekumpul untuk mencintai ulama dan orang-orang shalih juga terlihat dari kecil. Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu Alimul Fadhil H Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya.

Abdul Ghani bin Abdul Manaf, ayah dari Syekh Muhammad Ghani juga adalah seorang pemuda yang shalih dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan derita dan cobaan. Tidak pernah mengeluh kepada siapapun.

Tauhidul-af’al, menurut Abu Daudi dalam bukunya ‘Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Tuan haji Besar) terbitan tahun 1996, sangat dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh Abdul Ghani. Karenanya, Abu Daudi, berpendapat, ayah dari Guru Sekumpul ini adalah seorang yang Arif-Billah dan tidak mengherankan kalau beliau menurunkan zuriat yang alim dan shalih, Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani.

Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani yang selagi kecil dipanggil dengan nama Qusyairi adalah anak dari perkimpoian Abdul Ghani bin H Abdul Manaf dengan Hj Masliah binti H Mulya. Muhammad Zaini Ghani merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama H Rahmah.

Asy Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin H Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin HM Sa’ad bin Abdullah bin Alimul Allamah Mufti HM Khalid bin Alimul Allamah Khalifah H Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad dilahirkan 27 Muharam 1361 H (11 Februari 1942 M).

Diceriterakan oleh Abu Daudi, Asy Syekh Muhammad Ghani sejak kecil selalu berada di samping ayah dan neneknya yang bernama Salbiyah. Kedua orang ini yang memelihara Qusyairi kecil. Sejak kecil keduanya menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan.

Kedua juga menanamkan pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Alquran. Karena itulah, Abu Daudi meyakini, guru pertama dari Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani adalah ayah dan neneknya sendiri.

Berguru

Pendidikan agama Muhammad Ghani sangat diperhatikan kedua orangtuanya. Bukti perhatian ini terlihat pemberian bekal orangtuanya sebotol kecil minyak tanah kepada Muhammad Ghani untuk diberikan kepada Guru Hasan Di keraton yang mengajari Alquran, meskipun kehidupan ekonomi mereka sangat lemah.



Dalam usia tujuh tahun, Syekh Muhammad Ghani mulai belajar di madrasah Darusalam, Martapura, dan beliau tidak pernah mengencam sekolah dasar (SD). Guru Sekumpul pernah mengenyam pendidikan Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Selain pendidikan formal, guru juga belajar pendidikan non formal seperti berguru bidang tajwid dengan Alimul Fadhil H Sya’rani ‘Arif, Alimul Fadhil Al-Hafizh H Nashrun Thahir dan Al-Alim H Aini, Kandangan

Guru khusus dari Muhammad Ghani adalah Alimul Allamah H Muhammad Syarwani Abdan dan Alimul Allamah Asy Syekh As-Syayid Muhammad Amin Kutby. Menurut Abu Daudi, sanad dalam berbagai bidang ilmu dan thariqat diterima dari : Kiai Falak (bogor), Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Yasin Padang (Mekah), Alimul Allamah Asy Syekh Hasan Masysyath, Alimul Allamah Asy Sykeh Ismail Yamani dan Alimul Allamah Asy Syekh Abdul Kadir Al-Baar.

Guru pertama dalam bidang ruhani adalah Alimul Allamah Ali Junaidi dan KH Syarwani Abdan. Atas petunjuk Alimul Allamah Ali Junaidi beliau belajar Nur Muhammad pada H Muhammad (Gadung)

Dalam usia 10 tahun beliau sudah mendapat khususiat dan anugrah tuhan berupa kasyaf hissi yaitu melihat dan mendengar apa-apa yang ada di dalam atau di balik dinding. Tatkala usia 14 tahun atau kelas 1 Tsanawiyah beliau telah dibukakan oleh Allah SWT atau futuh tatkala membaca tafsir Wa kanallahu sami’an bashiran.

Di masa remaja Muhammad Zaini pernah ru’yah bertemu dengan sayyidina Hasan dan Husin yang datang kepadanya untuk memasangkan baju dan sorban. Beliau ketika itu diberi nama oleh mereka dengan Zainal Abidin.

Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani adalah seorang ulama yang menghimpun antara ilmu syariat, thariqat dan hakikat dan seorang yang hafazd Alquran beserta tafsirnya yaitu tafsir Al Quran Al zhim Lil Imamain Al Jalalain.

Beliau adalah seorang yang punya prinsip dalam berjihad benar-benar mencerminkan apa-apa yang terkandung dalam Alquran. Misalnya ketika beliau pergi ke tempat majelis yang sifatnya da’wah Islamiyah maka sebelum pergi ke sana dan turut menyumbangkan hartanya untuk kepentingan pelaksanaan.

"Beliau satu-satunya ulama yang diberi izin mengijazahkan tariqat sammmaniyah di Indonesia," ungkap Abu Daudi dalam bukunya.

Karamah

Karamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani antara lain: pertama ketika berkumpul di sebuah majelis kampung Keraton beliau mengacungkan tangannya ke belakang dan tiba-tiba ada buah rambutan di tangannya. Kedua ketika beliau menghadiri selamatan makanan yang ada di piring dimakan habis namun setelah ditinggalkan di piring tempat beliau makan masih banyak tersisa makanan.

Ketiga ketika musim kemarau banyak warga Martapura yang datang ke tempat beliau di Keraton minta hujan. Saat itu juga beliau keluar dan menggoyang-goyang pohon pisang dan tidak lama kemudian hujan pun turun dengan deras. Keempat, pada pelaksanaan haul Datuk Kalampaian 189 di Dalam Pagar jalanan yang pada malam harinya digenangi air pada keesokan harinya kering ketika beliau melewatinya. Kelima, banyak orang minta doa beliau untuk kesembuhan keluarganya yang sakit.

Adapun karya-karya beliau yang tercatat hingga sekarang antara lain Risalah Mubarakah, Manaqib Asy Syeikh As Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al Qadiri Al Hasan As Samman Al Madani, Ar Risalatun nuraniyah fi Syarhit Tawwassulatis Sammaniyah, Nubdzatun fi manaq aibil Imamil masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad Ali Ba’alwy. Qusyairi, kini telah tiada. Tinggal kenangan dan jasanya membina umat yang masih terpatri di setiap lubuk hati. Innalillahi wa inna ilahi raajiuun.



























Belum Ada Pengganti Guru

Banjarmasin, BPost
Kepergian ulama kharismatik Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul (63), ke haribaan Allah SWT, Rabu (10/8) pagi, merupakan kehilangan besar, tidak saja bagi umat Islam di Kalimantan Selatan tapi juga Indonesia. Guru Sekumpul adalah ulama yang mampu menjembatani antara pemerintah dan rakyat, namun tidak bisa dibeli oleh penguasa.

Sampai saat ini ketokohan Guru Sekumpul sebagai ulama besar belum ada tandingannya. Bahkan, untuk beberapa waktu ke depan belum ada pengganti Guru Sekumpul.

Demikian komentar sejumlah tokoh di daerah ini maupun nasional kepada BPost mengenai kepergian Guru Sekumpul. Mereka adalah Ketua MUI Pusat Amidhan, anggota DPD HM Said, anggota DPR RI Gusti Iskandar Sukma Alamsyah, Hasanuddin Murad, dan Jamaluddin Karim serta Ketua Umum Yayasan Gawi Sabumi Noor Ritta Samadhi.

"Bagi saya, kehilangan ulama seperti Guru Sekumpul adalah kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Jika dibanding kehilangan jabatan, tidak ada apa-apanya," kata mantan Wakil Presiden Hamzah Haz yang kemarin secara khusus melayat ke Kompleks Sekumpul.

HM Said dan Iskandar berharap kepergian Guru Sekumpul akan ada penggantinya yang setara. Karena, Guru Sekumpul tidak saja terkenal secara nasional, melainkan internasional. Bahkan, setiap pejabat tinggi yang datang ke Kalsel selalu berkunjung ke tempat Guru Sekumpul untuk bersilaturrahmi.

"Semestinya dalam waktu dekat ada pengganti Guru Sekumpul, mengingat gaya yang ditampilkannya benar-benar ulama netral," kata Djamaluddin karim.

Sejak Guru Sekumpul menjalani perawatan atas gangguan kesehatannya, pengajian rutin yang dilaksakan di Kompleks Sekumpul praktis tidak ada yang menggantikannya.

Pengajian rutin biasanya selalu dibanjiri puluhan ribu jamaah yang berdatangan dari berbagai daerah di Kalsel, Kalteng bahkan Kaltim.

Amidhan mengaku terkesan dengan pribadi Guru Sekumpul sebagai ulama yang tidak bisa dibeli oleh penguasa siapapun juga. "Sewaktu Soeharto berkuasa, pernah mengundang Guru Sekumpul untuk menghadiri halal bihalal ke Jakarta. Jika ulama lainnya pasti segera datang, namun Guru Sekumpul menolak karena waktu yang tidak tepat," ungkapnya.

Rebutan Angkat Keranda

Sementara itu puluhan ribuan pelayat dari berbagai penjuru Kalsel bahkan Kalteng dan Kaltim berdatangan ke Kompleks Sekumpul, kediaman almarhum Guru Sekumpul.

Tampak hadir sejumlah tokoh nasional, pejabat tingkat I maupun tingkat II serta tokoh masyarakat. Di antaranya mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin, Wagub Kalsel Rosehan NB, Kapolda Brigjen Bambang Hendarso Danuri, KH Anang Djazouly, walikota Banjarmasin terpilih Yudhi Wahyuni, Bupati Banjar Khairul Saleh dan Wabub Banjar KH Hatim Salman, Ketua MUI Banjar KH Abdus Syukur, Guru Ahmad Bakrie, Habib Abdullah Al Idrus, Pemimpin Umum Banjarmasin Post HG Rusdi Effendi AR, para ulama, habaib, kolega dekat almarhum.

Shalat jenazah berjamaah dilakukan sepanjang waktu di mushallah yang berada di samping kediaman. Rudy Ariffin dan Rosehan ikut dengan jamaah lainnya melaksanakan shalat jenazah.

Tampak puluhan pengawal Sekumpul mengerjakan penggalian liang lahat yang tepat berada di antara dua makam paman almarhum yakni Alimul Fadhil Syeh Seman Mulia dan Alimul Fadhil KH Salman Jalil. Pengerjaan memakan waktu lama, karena harus memotong bagian lantai kubah yang terbuat dari marmer seukuran liang kubur. Di kubah yang berada di depan Mushalla Ar Raudhah tersebut, juga terdapat makam ibunda Guru Sekumpul, Hj Masliah.

Tepat pukul 09.00 Wita, jenazah dimandikan dan disemayamkan di kamar lantai dasar rumah duka. Jenazah Guru Sekumpul dipindahkan dari rumah duka ke mushalla pukul 11:30 Wita, dan kemudian ditanam tepat saat adzan Shalat Ashar.

Sejak dalam rumah, usungan keranda yang dibawa para khadam, diperebutkan pelayat yang begitu mencintai ulama yang dianggap sebagai Lentera Umat ini.

Aksi desak-desakan terjadi. Aparat keamanan sempat kewalahan mengamankan usungan jenazah. Bahkan, kain beludru hijau bermotif kaligrafi, yang menjadi penutup keranda jenazah sedikit demi sedikit mulai tersingkap.

Puncaknya ketika usungan jenazah berada di tengah-tengah antara pelataran rumah dengan musholla yang hanya berjarak 15 meter, kain hijau seluruhnya tersingkap. Gema tahlil semakin nyaring terdegar. Ratusan pelayat tak kuasa menahan air mata bahkan ada yang histeris.

Salah seorang istri almarhum yang melihat insiden tersingkapnya kain penutup keranda, tak kuasa menahan tangis. Begitu juga anak sulung almarhum --Muhammad Amin Badali (12) menangis sesenggukan seraya mengusap air mata dengan tisu.

Jenazah yang terbungkus kain kafan jelas terlihat. Meski pelan, namun pasti, usungan jenazah akhirnya tiba di dalam mushalla.

Pukul 15.30 Wita, jenazah Guru Sekumpul diusung memasuki kubah. Saat itu, sempat terjadi rebutan untuk mengusung jenazah. Dua anak almarhum, yakni Muhammad Amin Badali dan Muhammad Amin Bidali berteriak-teriak, "Abahku...Abahku...," dengan maksud agar pelayat tidak berebutan mengusung jenazah. Sementara itu iringan tahlil
dari pelayat terus membahana.

Aksi rebutan ingin mengusung keranda jenazah terhenti, ketika seseorang mengumandangkan shalawat. Aneh memang. Setelah shalawat dijawab pelayat, keadaan berubah drastis menjadi tenang dan jenazah bisa diletakkan di tepi liang. Sambil menunggu adzan shalat Ashar, pelayat mengumandangkan Surah Al Ikhlas berkali-kali. Jenazah kemudian diturunkan ke liang lahat diiringi pembacaan surat Yasin.

Pukul 16:09 Wita, bersamaan selesainya pembacaan Surah Yasin, penguburan pun selesai. Talqin dibacakan oleh KH Abdus Syukur, disambung doa. Selepas itu, KH Hatim Salman yang juga sepupu almarhum menyampaikan sambutan ahli bait.

Almarhum Guru Sekumpul sempat 10 hari menjalani perawatan di Mount Elizabeth Hospital Singapura. Almarhum tiba di Banjarmasin, Selasa (9/8) malam dari Singapura usai menjalani perawatan intensif. Almarhum diketahui menderita gangguan gagal ginjal dan harus rutin melakukan cuci darah.





KALIMAT inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, meluncur dari mulut ke mulut dan sebagian melalui SMS di ponsel, sejak Subuh hari Rabu (10/8) mengiringi kepulangan al-’Alim al-Allamah al-’Arif bi-Allah asy-Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani ke hadirat Ilahi Rabbi.

Tuan Guru yang akrab di telinga muslimin-muslimat Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur bahkan pulau Jawa itu, sebutan Guru Sekumpul, meninggal dunia di kediaman Komplek Sekumpul, Martapura. Sebelumnya, sempat menjalani perawatan intensif selama 10 hari di Mount Elizabeth Hospital Singapura.

Benarlah firman Allah SWT dalam Alquran, bahwa setiap yang bernyawa pasti mengalami kematian. Kematian menjadi sunnatullah, terutama sebagai makhluk hanya menjalani ketentuan-ketentuan yang telah dijanjikan-Nya; lahir, usaha dan ikhtiar, kemudian wafat.

Terhadap kematian itu sendiri, tidak sebagaimana menerima kelahiran. Apalagi ulama kharismatik ini, masih sangat diperlukan muslimin-muslimat yang senantiasa haus untuk menerima wejangan, petuah atau siraman rohani yang dilaksanakan rutin di Komplek Sekumpul, Martapura itu.

Tercatat dalam perjalanan dan kehidupan Tuan Guru Sekumpul ini, membuktikan bahwa beliau hadir berawal dari pengajian di kediamannya, kemudian pindah ke Kebun Kacang, yang dikenal sekarang Komplek Sekumpul, Martapura. Itupun setelah Tuan Guru Haji Badruddin (ulama panutan sebelumnya) meninggal dunia.

Sebelumnya tidak pernah ada, jikalau ada belum pernah terkumpul sedemikian banyaknya dalam satu masa dan dalam satu kumpulan masyarakat, muslimin dan muslimat. Meski setelah itu ditetapkan oleh pengelola pengajian, khusus kaum perempuan hari Sabtu pagi.

Dalam perkembangan berikutnya, ulama panutan ini, bergerak khusus di bidang dakwah islamiyah, meningkatkan pendidikan Islam melalui majelis taklim (rutin), memperbaiki akidah umat dari peribadatan yang bercampur bid’ah dan khurafat.

Sesekali dalam materi dakwah sisipan, beliau menyentuh lapangan politik, ekonomi, kebudayaan, sosial. Dalam keseharian umat Islam di Martapura, Kalsel umumnya, Sekumpul menjadi acuan dalam berinteraksi urusan duniawi dan kemaslahatan umat umumnya.

Semua tampaknya dilakukan ulama panutan itu, bertujuan untuk mengeluarkan umat Islam dari kesesatan menuju petunjuk Islam dalam bidang masing-masing. Apalagi, muslimin-muslimat yang senantiasa atau melazimkan ikut pengajian rutin di Sekumpul, merasakan kesejukan akan petuah dari Tuan Guru tersebut.

Bagian kecil yang dapat dirasakan dalam kehidupan bermasyarakat, dakwah Islam dan pendidikan Islam melalui majelis taklim, memberikan ketenangan tersendiri di hati umat Islam. Demikian pula pelurusan akidah dari praktik peribadatan yang bercampur bid’ah dan khurafat, senantiasa dibetulkan dalam setiap tindak-tanduk umat.

Dalam dunia politik, ekonomi, kebudayaan dan sosial lainnya, bisa dirasakan umat Islam betapa kuatnya magnit suara Sekumpul, ketika menyisipkan masalah etika berpolitik, cara-cara bertransaksi (jual-beli), kesenian secara Islami dan masalah sosial lainnya, selalu saja menjadi acuan umat dan cepat menjadi rujukan di masyarakat.

Kini umat Islam di Martapura dan Kalimantan Selatan umumnya, menantikan hadirnya generasi baru --ulama panutan-- yang akan menggantikan atau paling paling tidak sama dengan kharisma yang dimiliki Guru Sekumpul, untuk memimpin umat menuju kedamaian abadi di bawah ridha Allah SWT.

Ini mutlak, tidak dapat ditawar-tawar sehingga tersedia dan tidak mengalami kekosongan ulama panutan, pemimpin umat yang disegani, penuh kharismatik, mengantikan pemimpin-pemimpin umat yang telah kembali ke pangkuan Ilahi Rabbi. Selengkapnya...