Jumat, 18 Juni 2010

“PENGARUH TAYANGAN FILM DAKWAH TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KELURAHAN KARANG ANYAR SAMARINDA”.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan dibidang Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dewasa ini memudahkan manusia untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di negara-negara lain di belahan dunia ini secara cepat. Misalnya melalui media elektronik yang mempunyai jaringan yang begitu luas dan mampu menyajikan gambar yang begitu jelas seperti film, televisi, atau internet.
Di Indonesia banyak film remaja yang bertemakan cinta atau film romance yang semuanya menceritakan tentang dunia remaja. Namun menurut hemat penulis semua film itu tak ada pesan dakwahnya sama sekali. Karenanya sungguh disayangkan, jika cerita-cerita yang ditampilkan kadang di luar ajaran Islam, terkadang mengandung mistik, dan cenderung tidak masuk akal atau di luar logika. Untuk itulah orang tua dituntut agar selalu memberikan bimbingan dan pengawasan kepada anak-anak mereka disaat menonton Tayangan tersebut.
Menurut Harto Sujono di dalam artikelnya berjudul media dan pengaruhnya bahwa ada penelitian secara jangka panjang dari Leonard Eron dan Rowell Huesman, meneliti tentang anak-anak yang tumbuh dari 8-22 tahun di Amerika Serikat (1971). Hasil penelitian tersebut menunjukkan tontonan yang dinikmati pada usia 8 tahun akan mendorong kriminal pada usia 30 tahun. Dan beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ada hubungan antara pengaruh kekerasan yang ditayangkan di televisi dan film dengan kekerasan yang benar-benar terjadi. Salah satu penelitian ini dilakukan oleh Barbara Hattemer (Amerika serikat, July 1994) yang mengumpulkan hampir semua riset tentang hubungan kekerasan di layar kaca dan dunia nyata. Perilaku yang ditayangkan baik dalam musik dan film yang dilakukan oleh bintangya, mempunyai ciri-ciri bentuk, model dan pola ekspresi yang membentuk masyarakat yang menggemarinya.
Dalam proses menonton film biasanya terjadi gejala identifikasi psikologis. Ketika proses decoding terjadi, para penonton menyamakan atau meniru seluruh pribadinya dengan salah seorang pemeran film. Mereka memahami dan merasakan apa yang dialami oleh pemeran, sehingga seolah-olah mereka mengalami sendiri adegan dalam film tersebut. Pengaruh film tidak hanya sampai di situ. Pesan-pesan yang termuat dalam adegan-adegan film akan membekas dalam jiwa penonton, dan kemudian membentuk karakter mereka.
Di Indonesia, film Islam atau film dakwah termasuk barang langka. Dulu pernah muncul Cut Nyak Dien, Alkautsar, Titian Serambut Dibelah Tujuh, Nada dan Dakwah, serta Fatahillah. Namun, film-film seperti ini kemudian menghilang seiring dengan matinya perfilman Indonesia.
Ini mungkin bisa menjadi oase di tengah gersangnya perfilman Indonesia, sekaligus menjadi gebrakan baru dakwah Islam melalui media layar lebar. Memang tidak mudah untuk melahirkan film dakwah. Selain tujuan dan isi pesannya harus Islami, para pemain filmnya pun dituntut konsisten dalam berperilaku. Hal itu tentu sangat berat, terutama tatkala dunia artis identik dengan dunia glamor.
Film sebagai media komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan termasuk dakwah. Film dakwah yang relevan dengan kehidupan nyata, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Film dakwah juga bisa disebut sebagai film pendidikan yang sangat berkembang di negara-negara maju. Telah banyak terdapat perpustakaan film yang meminjamkan film tentang segala macam topik dalam tiap bidang studi. Universitas demikan pula sekolah-sekolah telah banyak mempunyai perpustakaan film sendiri. Film di sana bukan merupakan barang luks lagi.
Dalam aspek lain, film dakwah juga menuntut sineas-sineas muslim yang berkualitas. Film dakwah selain mengusung idealisme nilai-nilai Islam juga dituntut memiliki nilai jual di masyarakat. Ini menjadi tanggung jawab para sineas muslim.
Sebagai media komunikasi film merupakan salah satu media massa yang dimana sangat berpengaruh kepada prilaku remaja. Peneliti mengakui bahwa perfilman Indonesia kini semakin maju dan berkembang. Film merupakan manifestasi perkembangan kehidupan budaya masyarakat pada masanya. Dari zaman ke zaman, film mengalami perkembangan baik dari segi teknologi yang digunakan maupun tema yang diangkat. Hal ini disebabkan film berkembang sejalan dengan unsur-unsur budaya masyarakat yang melatarbelakanginya, termasuk di dalamnya adalah perkembangan pergaulan dan akhlak.
Sehubungan dengan masalah di atas dan sebagai hipotesanya bahwa adanya pengaruh setelah menonton film bertemakan dakwah terhadap perilaku remaja. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan di atas dengan judul “PENGARUH TAYANGAN FILM DAKWAH TERHADAP PERILAKU REMAJA DI KELURAHAN KARANG ANYAR SAMARINDA”.

oleh : Wahdiansyah

0 komentar:

Posting Komentar