Jumat, 18 Juni 2010

Peran Komunikasi Antarpribadi Pengasuh Panti Jompo Terhadap Prilaku Keseharian Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika seseorang sudah mencapai usia tua fungsi-fungsi tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi dengan baik. Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Pada dasarnya orang lanjut usia masih membutuhkan perhatian dan dukungan dari keluarganya sebagai tempat bergantung yang terdekat. Mereka ingin hidup bahagia dan tenang dihari tua serta masih ingin diakui keberadaannya. Namun seiring dengan bertambah tuanya individu, anak-anak dan teman-temannya juga semakin sibuk dengan masalahnya sendiri.
Selain itu pola keluarga yang semakin mengarah pada pola keluarga inti (nuclear family) mengakibatkan anak-anak secara tidak langsung kurang memperdulikan keberadaannya dan jalinan komunikasi antara orang tua dengan anak semakin berkurang. Hal ini akan menyebabkan orang lanjut usia merasa tersisih dan tidak lagi dibutuhkan perananannya sebagai anggota keluarga walaupun masih berada di lingkungan keluarga.
Sebenarnya lansia tidak akan menimbulkan masalah yang berati bagi keluarganya, apabila mereka masih mampu merawatnya. Namun bila keluarganya menjadi semakin sibuk dan tidak memiliki cukup waktu dan tenaga untuk merawat, salah satu jalan yang dipilih adalah menempatkan orang lanjut usia di Panti jompo.
Panti jompo adalah tempat di mana tempat berkumpulnya orang-orang lanjut usia yang baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluannya, dimana tempat ini ada yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta. Dan ini sudah merupakan kewajiban Negara untuk menjaga dan memelihara setiap warga negaranya sebagaimana tercantum dalam UU No.12 Tahun 1996 (Direktorat Jenderal, Departemen Hukum dan HAM).
Keputusan keluarga untuk menempatkan orang lanjut usia di Panti jompo belum tentu dapat diterima oleh lansia tersebut. Mereka mungkin saja merasa terbuang, tidak dibutuhkan lagi, terisolasi, dan kehilangan orang-orang yang dicintai. Selain itu Panti jompo merupakan tempat yang relatif asing bagi lansia jika dibandingkan dengan tinggal di rumah sendiri bersama keluarganya. Karena menurut mereka, tempat yang terbaik adalah di rumahnya sendiri atau di rumah keluarganya, karena mereka masih dapat dijadikan simbol kejayaan keluarga besarnya, dihormati, dihargai, dijunjung tinggi dan diberikan peranan.
Namun, tidak semua lansia berada di panti jompo dikarenakan perubahan sistem nilai akan tetapi meningkatnya usia harapan hidup, keinginan pribadi lansia yang lebih memilih tinggal di panti jompo merupakan alasan lansia umtuk berpisah dari keluarga mereka.
Lansia yang tinggal di Panti jompo akan mengalami suatu perubahan sosial dalam kehidupannya sehari-hari. Apabila orang lanjut usia tidak segera mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang ada di Panti jompo dan berusaha menjalin hubungan dengan orang lain yang seusia, ketegangan jiwa atau stres akan muncul. Stres yang berkepanjangan dapat memperbesar penyakit fisik maupun mental dan tidak menutup kemungkinan lansia akan mengalami keputuasaan.
Beberapa lansia yang dititipkan sanak keluarganya di panti jompo mengeluhkan kondisinya saat baru pertama kali berada di dalam panti. Dengan kondisinya yang tidak dapat melihat membuat penguni baru ini kebingungan. Sikap menolak dan ingin kembali pulang ini yang terjadi karena belum adanya adaptasi. Keadaan fisik yang mulai melemah, suasana hati yang berubah, serta keadaan tempat tinggal yang baru membuat lansia merasa kebingungan menyesuaikan kondisi di sana, merasa sendiri dan selalu menangis merupakan eksperesi yang ditampakan lansia.
Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” merupakan merupakan unit pelaksana teknis dinas sosial propinsi Kalimantan Timur yang menangani kesejahteraan sosial khususnya bagi lansia. Menyiapkan pengasuh untuk menangani keseharian lansia baik yang baru maupun yang sudah lama menetap agar para lansia dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Peran seorang pengasuh dalam menstabilkan suasana hati lansia merupakan salah satu tugas seorang pengasuh sebagai pengganti keluarga. Disinilah komunikasi antarpribadi sangat penting, dalam menghubungkan pengasuh dan para lansia. Berdasarkan sifatnya yang dua arah dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan dan dampaknya dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat. Maka diharapkan dengan sendiriya akan terjadi perubahan sikap, pendapat, tingkah laku yang mengakibatkan umpan balik seketika.
Dengan melihat ini, maka komunikasi dapat berjalan efektif. Karena komunikasi antarpribadi terjadi arus balik langsung dimana komunikator dapat melihat tanggapan para lansia baik secara verbal dalam bentuk kata-kata maupun nonverbal dalam bentuk gerak-gerik sehingga pengasuh dapat mengulangi atau menyakinkan pesannya kepada para lansia. Agar terciptanya hubungan yang baik dan harmonis antara pengasuh dan lansia.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh pengasuh Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda terhadap lansia berperan terhadap prilaku kesehariannya. Sehingga menarik minat penulis untuk menggali lebih jauh lagi Peran Komunikasi Antarpribadi Pengasuh Panti Jompo Terhadap Prilaku Keseharian Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas maka peniliti berusaha untuk merumuskan permasalahan yang akan dipaparkan :
“ Bagaimana Peran Komunikasi Antarpribadi pengasuh Panti Jompo Terhadap Perilaku Keseharian Lansia Di Panti sosial Tresna Werdha ”Nirwana Puri” Samarinda ?” .

C. Definisi Operasional
Untuk menghindari dari kesalahan dalam memahami judul tersebut, maka terdapat beberapa konsep yang perlu didiefinisikan secara opersional
agar dapat memahami makna dari judul penelitian ini, yaitu:
Komunikasi antarpribadi pengasuh merupakan komunikasi yang terjadi antara pengasuh dan lansia dan kemampuan seorang pengasuh di dalam menangkap suatu informasi ataupun pesan yang di kemukakaan oleh para lansia, baik dalam bentuk komunikasi verbal maupun non verbal. Tugas seoarang pengasuh meliputi dalam pendekatan fisik (memperhatikan kesehatan, kebutuhan, berbagi pengalaman), pendekatan sosial (memfasilitasi sosialisasi antar lansia), pendekatan psikis (menjadi motivator, supporter) dan pendekatan spritual (ketenangan batin menghadapi hari tua).

D. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan memilih judul berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan di atas adalah :
Seorang lansia membutuhkan pendamping secara extra karena, mereka kebanyakan tidak mampu untuk melakukan aktifitasnya secara mandiri, prilaku lansia akan berubah menjadi seperti anak-anak dan di sinilah peran seorang pengasuh sangat penting untuk membantu para lansia dalam merubah prilaku kesehariannya menjdi lebih bak.

E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
Peran Komunikasi Antarpribadi pengasuh Panti Jompo Terhadap Prilaku Keseharian Lansia Di Panti Tresna Wredha ”Nirwana Puri” Samarinda.

F. Signifikansi Penulisan
1. Sebagai masalah informasi yang praktis, teoritis dan metodologis bagi lingkungan civitas akedemika yang memilki atensi terhadap masalah social.
2. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti selanjutnya, dari berbagai bidang yang bersifat praktis, teoritis dan metodologis, yang menyangkut masalah social.
3. Sebagai bahan informasi kepada pembaca terutama kepada penulis supaya dapat menghetahui peran dari seorang pengasuh panti jompo terhadap prilaku keseharian lansia di Panti Sosial Tresna Wredha ”Nirwana Puri” Samarinda.


Di susun oleh: Siti Yusnaniah

0 komentar:

Posting Komentar